Sejak Kamis Kamis (17/1/2019) pasokan gas epliji 3 kilogram di Kota Batam tersendat. Kelangkaan terjadi di Kecamatan Bengkong, Nogsa, dan bebarapa daerah lain di kota tersebut. Hingga Senin (21/1/2019) distribusi elpiji 3 kilogram belum teratasi.
Kelangangkaan tersebut menghambat aktivitas masyarakat kota Batam, baik pedangang maupun rumah tangga konsumen. Rico, pedangan kios di Bengkong menyebutkan pasokan elpiji menipis sebulan terakhir, puncaknya minggu ini stok habis.
"Pasokan dari distributor mengalami penurunan sedangkan permintaan tidak turun," ungkap Rico mengeluh.
Merespon hal tersebut, Tokoh Kepulauan Riau (Kepri), Mustofa Widjaja meminta pemerintah untuk segera menanggulangi kelangkaan elpiji 3 kilogram di kota itu. Menurutnya kelangkaan gas itu akan sangat mengangu aktivitas perekonomian, terutama industri rumah tangga dan usaha kecil dan menengah. Terlebih kelangangkaan sudah berlangsung sejak beberapa minggu terakhir.
"Kelangkaan elpiji 3 kilogram targetnya kan usaha dan rumah tangga menegah kebawah, akan sangat berdampak jika terus dibiarkan. Persolannya ada pada alur distribusi yang mandek, harus diluruskan. Apakah persoalannya pada distribusi dari pertamina atau dalam proses distribusi ada penimbunan, hal tersebut harus segera cari tau dan segera diambil tindakan," ujar Mustofa Widjaja.
Sementara, Calon Anggota DPD Dapil Kepri berkomentar, kelangkaan pasokan elpiji sudah menjadi persoalan klasik di sejumlah daerah. Menurutnya, seharusnya pemerintah punya rancangan tersendiri untuk menanggulanginya.
"Saya akan mendorong pemangku kebijakan di Kota Batam, dan daerah lain untuk mengantisipasi dan menagulangi kelangkaan elpiji 3 kilogram secepatnya," tegas Mantan ketua BP Batam ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil