PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 20,2% tahun 2018 menjadi Rp7,28 triliun, di mana pada periode sebelumnya pembiyaan BTPN Syariah hanya sebesar Rp6,05 triliun.
Direktur Utama BTPN Syariah, Ratih Rachmawaty, mengungkapkan bahwa bersamaan dengan pertumbuhan pembiayaan, BTPN Syariah juga berhasil menjaga NDF sebesar 1,39% sehingga tetap berada di bawah NPF rata-rata industri perbankan.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur atas pencapaian ini. Alau tentu saja, banyak faktor lain yang ikut berperan dalam perubahan positif yang terjadi pada nasabah prasejahtera kami,” tutur Ratih dalam rilis BTPN Syariah di Jakarta, Jumat (25/01/2019).
Ratih menambahkan, pertumbuhan kinerja BTPN Syariah juga terlihat melalui naiknya total aset sebesar 31,5% dari yang sebelumnya Rp9,16 triliun menjadi Rp12,04 triliun di tahun 2018. Ia mengaku, pertumbuhan tersebut ditopang oleh penawaran umum perdana (IPO) awal Mei 2018 lalu.
Bank yang berfokus pada layanan keluarga prasejahtera produktif tersebut juga mencatat pertumbuhan sebesar 16,3% untuk dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp7,61 triliun. Selain itu, financing to deposit ratio (FDR) dan capital adequacy ratio (CAR) BTPN Syariah juga berada dalam keadaan sehat, yaitu 95,6% dan 40,9%.
Ratih juga mengatakan, BTPN Syariah menyelenggarakan survei berkala terhadap nasabah prasejahtera yang mengikuti program pemberdayaan. Hasilnya, BTPN Syariah mencatat ada penurunan probabilitas nasabah untuk kembali ke garis prasejahtera dari 28,2% menjadi 23,5%.
“Perubahan positif tersebut menjadi sumber motivasi tak terhingga bagi bank (BTPN Syariah) dan ribuan #bankirpemerdaya di seluruh Indonesia,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih