Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

80% Konsumen Sangsi Perangkat Internet-Connected Jaga Keamanan Data

80% Konsumen Sangsi Perangkat Internet-Connected Jaga Keamanan Data Three person pointing the silver laptop computer. | Kredit Foto: Unsplash/John Schnobrich
Warta Ekonomi, Jakarta -

BlackBerry Limited mengumumkan temuan dari survei terbarunya mengenai sikap dan perilaku konsumen terhadap keamanan, kepercayaan, dan privasi, terutama dalam hal pembelian dan penggunaan perangkat cerdas yang terhubung dengan internet seperti mobil, drone, alat monitor kesehatan, televisi, kamera keamanan, speaker canggih, dan jenis perangkat cerdas lain.

Survei yang dilakukan sekitar sebulan lalu ini menemukan fakta bahwa sekitar 80% responden di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada tidak memercayai perangkat internet-connected yang mereka gunakan saat ini untuk menjaga keamanan data dan privasi mereka.

Selain itu, ketika ditanya tentang pembelian di masa depan, para responden mengatakan, mereka lebih cenderung memilih produk atau jasa dari perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam menjaga keamanan data dan privasi, serta  mendukung konsep Seal atau Stamp of Approval untuk menunjukkan perangkat Internet-connected mana saja yang telah memenuhi standar keamanan tertentu.

"Survei ini menunjukkan adanya peluang bagi perusahaan untuk melakukan diferensiasi produk dengan menyediakan layanan dengan tingkat keamanan dan privasi data yang lebih tinggi," kata Mark Wilson, Chief Marketing Officer di BlackBerry dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Senin (28/1/2019).

"Sama halnya dengan meningkatnya permintaan terhadap makanan organik dan produk-produk berkelanjutan, kami meyakini pelanggan yang telah teredukasi, yang juga banyak menjadi korban serangan siber dan peretas, akan membantu mendorong sektor swasta dan publik untuk lebih menyelaraskan standar keselamatan dan keamanan," jelas Mark.

Kesediaan Membayar untuk Layanan Keamanan

Lebih dari separuh responden (58%) mengatakan bersedia membayar lebih untuk produk internet-connected, seperti speaker Alexa, produk keamanan rumah, wearables (aksesoris yang dilengkapi dengan teknologi), dan produk lain apabila data dan privasi mereka dapat terlindungi.

Saat ditanya berapa jumlah biaya yang rela mereka keluarkan, 10% responden menyatakan bersedia membayar hingga 20% lebih tinggi, sedangkan sebagian besar responden lain hanya bersedia membayar lebih hingga 10% atau kurang dari angka tersebut.

Dalam sistem teknologi kendaraan yang terhubung ke internet, sebagian besar responden juga menyatakan rela membayar lebih apabila kendaraan mereka menggunakan perangkat lunak yang memiliki tingkat keselamatan dan keamanan tertinggi.

Menurut Kelley Blue Book, perkiraan rata-rata harga transaksi untuk kendaraan berukuran kecil di Amerika Serikat mencapai US$35.742 pada September 2018. Apabila dikaitkan dengan hasil survei ini, terdapat 23% responden yang mengatakan bersedia mengeluarkan biaya tambahan hingga 5% (sebesar US$1.700) apabila mobil yang mereka beli menggunakan perangkat lunak yang aman. Bahkan, 10% responden menyatakan bersedia membayar lebih hingga 20% (sekitar US$7.000).

Respons Beragam Mengenai Teknologi Asisten Suara di Dalam Mobil

Saat ditanya mengenai teknologi asisten suara mana yang paling dipercaya oleh responden di dalam sebuah kendaraan, responden memilih Google (25%), Apple Siri (19%), Amazon Alexa (16%), Microsoft Cortana (5%), dan IBM Watson (3%). Meski demikian, sebanyak 32% responden yang kebanyakannya berusia 54 tahun ke atas menyatakan tidak memercayai teknologi asisten suara mana pun. Secara mengejutkan, dari responden generasi milenial, hanya 20% yang tidak memercayai teknologi asisten suara mana pun.

Kesenjangan Antara Praktik dan Pengetahuan Keamanan

Meskipun pelanggan mengatakan, memperhatikan faktor keamanan dan menggunakannya untuk mengevaluasi suatu produk sebelum memutuskan membeli, survei ini menemukan adanya ketidaksesuaian antara perhatian terhadap faktor keamanan tersebut dengan kebiasaan responden saat ini dalam menggunakan teknologi.

Misalnya, 23% responden menyatakan tidak membatasi data yang dapat diakses oleh perangkat atau pun aplikasi yang terhubung dengan internet, sedangkan 17% lainnya mengakui tidak tahu bagaimana cara membatasi data tersebut.

Selain itu pula, lebih dari sepertiga responden (36%) mengakui tidak mengetahui perihal jenis sertifikasi keamanan apa yang seharusnya ada ketika membeli perangkat internet-connected. Kondisi yang lebih parah terjadi di Kanada dan Inggris, di mana sebanyak 41% responden dari masing-masing negara mengakui tidak tahu perihal jenis sertifikasi keamanan yang seharusnya ada untuk perangkat internet-connected, sementara di Amerika hal tersebut diakui oleh 32% responden.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: