Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saudara Akulaku, Fintech Asetku Punya Target Salurkan Rp500 M per Bulan

Saudara Akulaku, Fintech Asetku Punya Target Salurkan Rp500 M per Bulan Kredit Foto: Akulaku
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di awal 2019, dunia fintech P2P kembali didatangi pemain baru bernama Asetku. Perusahaan teknologi finansial itu merupakan 'saudara' dari fintech Akulaku. Meskipun tergolong pemain baru, mereka berani menargetkan penyaluran pinjaman hingga Rp500 miliar per bulan, mulai dari kuartal II tahun ini.

Direktur PT Pintar Inovasi Digital (Asetku), Andrisyah Tauladan, menargetkan penyaluran pinjaman hingga Rp500 miliar setiap bulan di tahun ini. Nantinya, uang tersebut akan langsung disalurkan ke peminjam yang juga pengguna Akulaku.

"Di tahun ini, kami menargetkan penyaluran pinjaman hingga Rp500 miliar setiap bulan,” kata pria yang akrab dipanggil Andri itu, Rabu (30/1/2019).

Saat ini, rata-rata dana yang berputar di Asetku berada di kisaran Rp50-100 miliar per bulan dengan NPL masih di angka 0%. Sementara, nominal pendanaannya bervariasi, tetapi angka minimalnya adalah Rp2 juta.

Andri berujar, "Minimal 2 juta, maksimal tidak terhingga. Ada yang 10 juta, bahkan lebih jadi bervariasi."

Untuk mengurangi risiko pendanaan, Asetku melakukan diversifikasi pendanaan dengan menyebarkan dana pemberi pinjaman kepada para peminjam. Nantinya, pendana akan mendapatkan bunga tahunan sekitar 20-24%. Jika dihitung perbulan, maka bunganya berada di kisaran 1,7-2%.

"Untuk suku bunga, berada di antara 20-24 persen," tutur Andri.

Asetku diperkenalkan sebagai saudara dari Akulaku. Namun, layanan pinjaman yang disediakan oleh Asetku berbentuk uang segar. Sementara, Akulaku menyediakan pinjaman dalam bentuk kredit.

Director of Corporare Affairs Akulaku Indonesia, Anggie Setia Ariningsih mengatakan, "Asetku jadi platform untuk menerima dana dalam bentuk tunai dari peminjam. Misal saya punya Rp2 juta, menyalurkan dana lewat Asetku, dipinjamkan ke borrower dalam bentuk dana segar atau cash."

Di sisi lain, Ketua Harian Asosiasi Fintech Indonesia, Kuseryansyah mengungkapkan, ada sekitar 1000 triliun UMKM yang tidak bisa menerima layanan pinjaman dari bank dan perusahaan multifinansial. Sebab mereka termasuk ke dalam kategori unbank dan belum layak menerima pinjaman. Di situlah fintech P2P akan berperan.

"Fintech P2P punya cara inovatif lewat teknologi untuk menjangkau Rp1.000 triliun itu. Tahun lalu bisa menjangkau Rp22 triliun, saya optimis 2 sampai 3 tahun ke depan pertumbuhannya masih tinggi," ujar Kus.

Saat ini, Asetku juga sedang mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas risk management dan kapasitas pendanaan. Bahkan, dalam waktu dekat, mereka juga berencana meluncurkan Asetku Syariah dan pinjaman dengan segmen lender dari korporasi/institusi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: