Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meraup Untung dari Trans Jawa dan Bagasi Berbayar

Meraup Untung dari Trans Jawa dan Bagasi Berbayar Kredit Foto: Kementerian PUPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tergerus moda transportasi lain, tren penurunan penggunaan bis terus-menerus berlanjut. Catatan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukan, untuk kebutuhan mudik saja, angka pengguna bis di tahun 2018, turun sekitar 10.21% ke angka 4.22 juta dari 4.4 juta pengguna bis di tahun 2015.

Tren penurunan ini boleh jadi merupakan akumulasi dari beberapa faktor yang menyebabkan preferensi masyarakat berubah dan memilih untuk meninggalkan bis. Ada variable kenyamanan, waktu tempuh, harga serta ketersediaan moda transportasi lain yang ikut berpengaruh terhadap tren penurunan ini. 

Namun, bicara tentang waktu tempuh, Pemerintah secara berkala memberikan solusi guna mempersingkat perjalanan. Yang terbaru, pada tanggal 20 Desember 2019 lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan tol sepanjang 933 KM yang menyambungkan Jakarta hingga Surabaya. 

Tol yang dikenal dengan nama tol Trans-Jawa ini memungkinkan pengendara untuk menempuh perjalan Jakarta-Surabaya dalam waktu 8-10 jam saja, padahal sebelum tol ini ada, waktu tempunya bisa mencapai 12 -15 jam perjalanan.

Lalu bagaimana tren penggunaan bis setelah tol trans-jawa ini dibuka?

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Hengki Angkasawan menyebutkan, grafik pengguna bis di tahun ini akan terus meningkat. Hal ini bahkan sudah dirasa pada jauh-jauh hari sebelum periode mudik lebaran, yakni sejak awal tahun 2019.

“Karena telah berfungsinya tol Trans-Jawa  serta diterapkannya biaya bagasi pada penerbangan LCC, saat ini terjadi peningkatan pengguna bus akap hampir 25%” Ucap Hengki. 

Peningkatan yang terbilang signifikan dan dipercaya akan menguntungkan banyak pihak, baik masyarakat maupun industri-industri terkait.

Menanggapi hal tersebut, Angreta Chandra selaku Direktur PT Weha Transportasi Indonesia Tbk (WEHA) atau yang lebih dikenal dengan Bis White Horse mengaku senang dan telah memprediksi hal tersebut dari jauh hari. Ia menilai bahwa pembangunan infrastruktur jalan selalu membawa dampak penguatan bagi industri transportasi.

WEHA sendiri merupakan perusahaan penyedia jasa penyewaan bis, baik untuk kebutuhan di dalam dan luar kota. Perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia ini ternyata turut merasakan dampak dari dibukanya jalur tol Trans-Jawa tersebut. 

Jika dibandingkan dengan bulan Januari periode tahun 2018 lalu, WEHA merasakan peningkatan sekitar 15% di bulan januari pada tahun ini.

“Kami mencatat peningkatan jumlah penyewaan armada kami, baik untuk kebutuhan pribadi maupun kebutuhan Perusahaan pada  bulan Januari tahun ini,” Ujar Angreta Chandra. 

Peningkatan ini boleh jadi terjadi karena dibarengi dengan service dan kenyamanan yang ditawarkan. Angreta menyebutkan WEHA sendiri memang selalu memprioritasnya pelayanan dan kenyamanan bis. “Kami memberikan banyak opsi tipe, ukuran dan kelas bis, dengan tetap memprioritaskan kenyaman.  Sehingga, jikaingin berlibur, apalagi yang melewati tol Trans-Jawa, waktu tempuh akan cenderung lebih singkat, cepat dannyaman,” lanjut Angreta.

Ia berharap, dengan dibukanya tol Trans-Jawa ini, masyarakat akan merasa lebih dimudahkan dan bis akan kembali dilihat sebagai solusi bagi siapapun yang ingin berpergian, baik kepentingan sehari-hari, maupun untuk kepentingan libur lebaran.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: