PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mulai memperdagangkan saham dengan nominal baru baru pada Senin (11/02/2019) lalu. Pemberlakukan nominal saham baru tersebut berkaitan dengan pelaksanaan corporate action pemecahan nominal saham (stock split).
Presiden Direktur MARK, Ridwan Goh, menyatakan bahwa stock split yang dilakukan dengan rasio 1:5 sehingga nominal saham yang awalnya Rp100 per saham dipecah menjadi Rp20 per saham. Dengan demikian, jumlah saham MARK yang beredar saat ini juga meningkat dari 760.000.062 saham menjadi 3.800.000.310 saham.
“Kami sangat menghargai minat investor terhadap saham MARK dan untuk memperluas jumlah investor dan likuiditas perdagangan, mulai 11/02/2019 telah dimulai perdagangan dengan nominal baru Rp20 per saham,” imbuh Ridwan dalam rilis di Jakarta, Rabu (13/02/2019).
Asal tahu saja, baru dua hari pemberlakuan nominal saham baru, harga dan volume perdagangan saham MARK telah menunjukkan peningkatan yang positif.
Pada perdagangan hari pertama sudah ada peningkatan harga 1,42% dari harga Rp422 per saham menjadi Rp428 per saham dengan volume perdagangan sebesar 1,34 juta saham. Hal yang lebih baik ditunjukkan ketika perdagangan hari kedua, di mana ada peningkatan sebesar 17,99% pada harga saham yang awalnya Rp428 per saham menjadi Rp505 per saham.
“Penguatan harga saham MARK yang diperdagangkan setelah stock split lebih dipengaruhi oleh permintaan atau demand yang terus meningkat pada harga setelah stock split karena secara umum harga saham yang terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor dalam membeli saham,” sambung Ridwan.
Baca Juga: Dukung Likuiditas, MARK Lakukan Stock Split 1:5
Meskipun begitu, diakuinya bahwa penguatan harga tersebut juga dipengaruhi oleh faktor fundamental MARK. Adapun pada periode triwulan III tahun 2018 MARK mencatat ada peningkatan laba bersih sebesar 82,88%. Hal itu diklaim sebagai wujud peningkatan laba perusahaan yang sejalan dengan peningkatan volume produksi.
“Pada triwulan III 2018 produksi cetakan sarung tangan sudah mencapai 4,78 juta unit, melebihi pencapaian produksi tahun 2017, yaitu sebesar 3,72 unit. Diperkirakan sampai akhir tahun 2018 produksi MARK mencapai 6,4 juta unit,” jelasnya.
Baca Juga: Pecah Nilai Nominal Saham, MARK Kantongi Restu Pemegang Saham
Sebagai informasi, produsen cetakan sarung tangan kesehatan ini tengah mengejar penyelesaian pembangunan pabrik baru yang berlokasi di Desa Sepuluh A, Tanjung Morawa. Saat ini, setidaknya produk MARK telah menguasai 95% kebutuhan ekspor cetakan sarung tangan kesehatan hingga akhir tahun 2018 serta menguasai 30% pangsa pasar dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: