Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hei Milenial, Yuk Investasi Biar Masa Depan Tidak Suram!

Hei Milenial, Yuk Investasi Biar Masa Depan Tidak Suram! Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia saat ini tengah menikmati bonus demografi, di mana masyarakat usia muda mengalami peningkatan pesat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2018 lalu jumlah populasi Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Dari data itu, jumlah generasi milenial berusia 20-35 tahun mencapai 24%, setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (14-64 tahun).

Namun sayangnya, kelompok milenial masih mengesampingkan investasi, padahal ini baik untuk masa depan mereka sekaligus berkontribusi untuk kemajuan bangsa.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kelompok usia 16-30 tahun ada sekitar 64,3 juta jiwa. Namun, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dari kelompok tersebut yang memiliki investasi di pasar modal Indonesia (baik saham maupun reksa dana saham) hanya 1,6 juta jiwa.

Survei yang dilakukan IDN Research Institute bekerja sama dengan Alvara Research Center memiliki hasil yang menarik, ternyata milenial hanya menabung 10,7% dari pendapatannya, sedangkan 51,1% habis untuk kebutuhan bulanan.

"Ini memperlihatkan bahwa kesadaran berinvestasi di kalangan milenial masih belum terlalu besar," ujar Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya, hari ini, Selasa (26/2/2019), dalam acara diskusi BizInsight di Jakarta.

Baca Juga: Milenial Alert!!! Mau Investasi di Real Estate? Ini Panduannya

Baca Juga: Melirik Sektor Baru Sasaran Pengembang dan Investor Kejar Hasil Investasi

Ivan menjelaskan, menabung dan berinvestasi idealnya harus dilakukan sejak muda agar generasi muda dapat mewujudkan tujuan keuangannya di masa mendatang dan aman secara finansial ketika sudah tidak produktif lagi. Yang menarik, jika dilakukan sedari muda, investasi akan berkembang dengan hasil yang optimal dan tidak tergerus inflasi.

"Generasi milenial yang senang melakukan hobinya seperti traveling juga dapat berinvestasi karena saat ini investasi tidak lagi membutuhkan modal yang besar," cetusnya.

Meski demikian, dalam mewujudkan kemapanan finansial, generasi milenial perlu menerapkan prinsip keuangan, di mana rencana jangka pendek atau jangka panjang dapat diprioritaskan jika milenial dapat mengatur keuangan dengan baik. "Save first then spend, not the other way around," kata Ivan.

Ivan melanjutkan, idealnya dalam perencanaan keuangan ada tiga hal yang harus dipenuhi, yakni dana darurat, asuransi, dan investasi. Ada beberapa prinsip keuangan yang dapat dilakukan dengan mudah, salah satunya prinsip 20:30:50, 20% dari pendapatan dialokasikan untuk tabungan dan investasi (save), 30% untuk cicilan dan hiburan (keinginan), serta 50% untuk kebutuhan hidup sehari-hari (kebutuhan). Jika mendapatkan THR atau bonus, sisihkan 20-30% untuk dana cadangan jika belum memiliki dana cadangan.

"Jika disiplin dalam melakukan hal tersebut, kita dapat secara leluasa memenuhi rencana jangka pendek maupun jangka panjang," jelas Ivan.

Bila tak ingin repot mengelola keuangan, Bank Commonwealth punya Program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda), yakni SiMudaInvestasiku yang merupakan program bundling tabungan dengan produk investasi dan asuransi kecelakaan diri dari Asuransi MSIG untuk generasi muda Indonesia.

"SiMuda Investasiku merupakan program bundling yang dapat memenuhi kebutuhan generasi muda untuk merencanakan keuangannya menjadi lebih baik lagi," jelas Ivan.

SiMuda Investasiku Bank Commonwealth menawarkan pembukaan Tabungan Bunga Harian (TBH) dan berlangganan autoinvest bisa mendapatkan asuransi kecelakaan diri yang premi tahun pertamanya ditanggung oleh bank untuk mahasiswa dan pemuda berusia 18-30 tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: