Benarkah AI dan Machine Learning Akan Lenyapkan Profesi Akuntan?
Profesi akuntansi diprediksi akan terdisrupsi oleh perkembangan teknologi, khususnya artificial intelligence (AI) dan machine learning. Sekitar 20-30 tahun ke depan pekerjaan rutin dan manual yang biasa dilakukan oleh seorang akuntan akan diambil alih oleh mesin dan robot.
Peneliti dari Universitas Oxford, Michael Osborne dan Carl Frey, melakukan riset tentang seberapa besar risiko sebuah profesi mengalami otomatisasi. Hasilnya, akuntan bersertifikasi memiliki risiko sebesar 95% mengalami otomatisasi dalam dua dekade ke depan. Lantas, benarkah pekerjaan seorang akuntan akan benar-benar diakuisisi oleh mesin?
Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) memprediksi bahwa profesi akuntansi tidak akan benar-benar "hilang" dan tergusur oleh AI dan machine learning. Justru, teknologi baru tersebut membuat pekerjaan di bidang pencatatan keuangan makin cepat, efisien, dan efektif. Alhasil, para akuntan memiliki kesempatan untuk melakukan pekerjaan lain yang bisa memberi nilai (value) kepada organisasi.
Baca Juga: CIMA Luncurkan Kurikulum Anyar Hadapi Era Disrupsi Digital
Dalam laporan yang berjudul Re-inventing Finance for a Digital World, CIMA mengatakan kelahiran AI di bidang akuntansi menuntut para praktisi keuangan untuk meningkatkan kompetensi selaras dengan perkembangan teknologi digital. Selain itu, para praktisi keuangan harus mengubah pola pikir guna memastikan mereka mampu menjawab tantangan organisasi di era digital.
Hal yang perlu digarisbawahi adalah kehadiran AI di bidang akuntansi akan sangat memudahkan profesi akuntan dan kemudian mengubah profesi tersebut dari seorang bookkeeper menjadi advisory service. Jadi, bisa disimpulkan bahwa daripada menghindari ketidakpastian, lebih baik para akuntan memikirkan potensi yang dapat diambil dari kemajuan teknologi ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo