Sejak Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto melauching top ten investment, investor dunia pun ramai-ramai melirik Kota Daeng. Salah satu yang paling diminati yakni investasi proyek pembangunan Light Rail Transportation (LRT).
Sejauh ini, sudah ada tiga negara yang menyatakan ketertarikan untuk ikut andil dalam pembangunan megaproyek transportasi tersebut. Setelah sebelumnya Australia dan Korea, giliran Jerman yang menyatakan minatnya. Hal itu terungkap saat Danny menerima kunjungan Tim KFW Bank dari pemerintah Jerman.
Kedatangan KFW Bank dalam rangka penjajakan kerjasama bidang transportasi publik di wilayah Makassar khususnya LRT. Tim KFW diterima langsung Danny Pomanto di kediamannya, Rabu malam. Danny menyambut baik ketertarikan Jerman atas proyek LRT. Terlebih pembangunan LRT sejalan dengan 10 mimpi besar yang telah digaungkan wali kota berlatar belakang arsitek ini.
“Kami sangat apresiasi hal itu. LRT masuk top ten ivestment kita. Salah satunya juga New Balaikota yang juga kita telah rencanakan stasiun LRT di situ, jadi nyambung,” kata Danny, dalam keterangan persnya.
Tim KFW Bank of German dan DPP Maska yang hadir yakni Marko Davilla dan Dirk Schneider. Proyek ini ditawarkan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan dan sebagai fasilitas transportasi publik di Makassar. KFW sendiri adalah Bank Development milik pemerintah Jerman yang salah satu kegiatannya adalah memberi bantuan pembangunan infrastruktur di negara negara berkembang.
Baca Juga: Asyik, LRT Kelapa Gading-Velodrome Beroperasi Maret
Kepala Bagian Perekonomian dan Kerjasama Kota Makassar, Najiran Syamsuddin, membenarkan jika Jerman adalah negara ketiga yang menawarkan kerjasama investasi pengembangan LRT setelah Australia dan Korea.
“Ini merupakan penjajakan kerjasama KFW Bank Jerman khususnya pengembangan LRT. Bulan 6 sudah akan melakukan desiminasi apa saja yang benar-benar dibutuhkan dari sistem kreta api di Makassar,” ungkap Najiran.
Baca Juga: Sosialisasikan LRT, Pemprov Palembang Minta Bantuan Punggawa Sriwijaya FC
Ada pun mekanismenya, lanjutnya kalau bentuknya hibah internasional maka akan disalurkan ke pemerintah pusat, kemudian ke provinsi dan selanjutnya disalurkan ke Makassar. Sementara ini juga tengah menunggu Perpres RI tentang perkeretaapian sebagai alas hukumnya.
Namun, Najiran juga menjelaskan jika Asian Development memiliki potensi besar untuk pengembangan LRT ini. Pasalnya menurut dia 9 dari 12 Direktur ADB sudah hadir di Makassar dan melihat 10 program investasi Makassar.
“Semua memiliki peluang, kalau KFW Bank merupakan funding komisi Eropa sedangkan ADB di Asia. Tapi kalau ADB prosesnya bisa lebih capat, karena hibah langsung tersalurkan ke kota penerima tanpa tender,” pungkas Najiran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: