Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin mengaku, sebenarnya dirinya lebih menikmati menjadi Rais Aam PBNU dan Ketum MUI. Namun tawaran sebagai pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 sebuah penghormatan. Karenanya ia berharap di kemudian hari akan ada lagi kader NU yang jadi presiden.
"Dan saya menerima ini, karena ini juga penghormatan kepada ulama, karena Pak Jokowi bisa saja mengambil wakilnya TNI, Polri, politisi, pengusaha, dan profesional. Tapi beliau tidak mengambil mereka, mengambil saya sebagai ulama berarti beliau mencintai ulama," ujarnya di Karawang, Sabtu 92/3/2019).
Baca Juga: Indonesia Bukan Seperti 'Dinosaurus' yang Bisa Punah, Sindir Siapa Nih?
Oleh karena itu, Ma'ruf mengaku heran bila ada yang mengatakan Jokowi antiulama. Apalagi banyak pihak yang kerap mendekati ulama.
"Tapi Pak Jokowi tidak, dia memang perlu dukungan ulama tapi juga menggandeng ulama sebagai wakilnya. Inilah mengapa saya mau, berarti beliau juga ingin mensinkronkan, mengsinergikan antara umaro dan ulama, antara dzuama dan ulama oleh karena itu kalau pimpinan nasional ini diisi perpaduan ulama dan umaro dan dua-duanya mudah-mudahan adalah termasuk orang-orang baik, insyaallah negara ini akan baik," jelasnya.
Baca Juga: "Sampaikan kepada rakyat, politik pertanahan Pak Jokowi"
"Saya juga mau karena apa? Karena saya melihat Pak Jokowi ini sudah banyak berbuat untuk rakyat, bukan cuma janji tapi bukti, sekarang sudah ada jalan tol darat, ada tol laut, ada tol udara ada tol langit, tol langit itu apa? Itu loh yang Bapak-Ibu suka internetan, itu kan tol langit, ada infrastruktur langit, dengan tol langit ini, Indonesia menjadi maju, banyak usaha-usaha besar yang disebut dengan unicorn, juga ada usaha-usaha yang baru," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: