Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lebaran Tahun 2019, BI Balikpapan Siapkan Rp2,4 T

Lebaran Tahun 2019, BI Balikpapan Siapkan Rp2,4 T Tempat penukaran uand di Lapangan Banteng Medan | Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Balikpapan -

BI kantor Balikpapan memperkirakan kebutuhan penukaran uang pecahan kecil saat Ramadan dan lebaran naik 36 persen dibanding tahun lalu sekitar Rp1,7 triliun. 

BI Balikpapan yang melayani kota Balikpapan, Kabupaten Paser dan Kabupaten PPU menyiapkan sekitar Rp2,4 triliun pada Ramadhan 1440 Hijriah. 

"Kita gandeng bank umum untuk layanani penukaran baik ke kantor BI maupun mobil kas keliling itu sudah ada jadwalnya," kata Kepala Kantor BI Balikpapan Bimo Epyanto saat temu media dan BI Balikpapan, Jumat petang (10/5).

Baca Juga: Pekan Depan, BI Buka Penukaran Uang Receh, Ini Jadwal dan Lokasinya

Untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang pecahan ini BI Balikpapan juga menggelar beberapa penukaran uang dan bazar ramadan.

"Tidak dipungut biaya. Dijamin keaslian terhindar disisipan uang Palsu atau jumlah dikurangi," tandasnya. 

Selain itu, pihaknya juga meminta bank umum untuk ikut melayani penukaran uang pecahan diluar nasabahnya.

"Bank dilarang menolak penukaran bukan nasabah," tandasnya lagi. 

Pihaknya juga menyampaikan ada batas maksimal penukaran uang pecahan yakni perorangan sekali menukarkan maksimal Rp3,7 juta.

Baca Juga: Lengkap! Kronologi OTT Hakim PN Balikpapan dan Jajarannya

"2  juta untuk pecahan 20 ribu, uang 1 juta untuk pecahan 10 ribu dan 500 ribu untuk pecahan 5.000 dan 200 ribu untuk pecahan 2000," bebernya. 

"Kami lakukan ini karena supaya pendistribusian lebih merata," ujarnya. 

Dalam pendistribusian pelayanan penukaran pecahan uang kecil ini,  BI Balikpapan menggandeng ulama. 

"Kami gandeng ulama agar tidak menukarkan uang dijalanan karena mengutip jasa namanya tukar ya sama tidak jual beli uang. Kalau dijalan uang yang ditukarkan tidak sama. Uang sudah jadi komoditas dan ada unsur riba," jelasnya.

"Ketika ulama ceramah mereka bisa sampai pesan kepada masyarakat," sambungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: