Revolusi 4.0 rupanya tak hanya memengaruhi konsumen muslim Indonesia dari sisi bagaimana mereka menggunakan dan memanfaatkan teknologi 4.0, tetapi juga aspek-aspek lain.
Hal ini dikemukakan Yuswohady, seorang penulis sekitar 40 buku mengenai pemasaran, dalam kajiannya yang berjudul Muslim 4.0: Hijrah+Digital+Leisure. Intinya, kajian itu berisi perkembangan gaya hidup muslim Indonesia di tengah pusaran ekonomi di era revolusi industri 4.0.
Pria yang pernah 12 tahun bekerja di MarkPlus Institute of Marketing (MIM) dengan posisi terakhir sebagai chief executive tersebut, membagi gaya hidup muslim saat ini menjadi tiga dimensi, yaitu dimensi spiritual (keislaman), fungsional (teknologi), dan emosional (leisure).
"Kenapa saya menggunakan idiom 4.0? Karena seperti halnya revolusi industri 4.0 yang menghasilkan perubahan disruptif eksponensial, perubahan muslim 4.0 pun menghasilkan lompatan perilaku konsumen muslim yang sangat ekstrim dan dramatis," kata Yuswohady.
Menurutnya, muslim 4.0 ditandai dengan fenomena perubahan gaya hidup kaum muslim yang semakin religius (hijrah), connected (digital), dan fun (leisure).
Baca Juga: 2026, Wisata Halal Bakal Berkontribusi US$300 Miliar bagi Ekonomi Dunia
Ia juga menyatakan, kemajuan teknologi yang bergerak dengan kecepatan eksponensial (terutama artificial intelligence dan blockchain) bukannya menjadikan kaum muslim Indonesia semakin luntur keislamannya, tetapi justru sebaliknya, semakin religius dan islami.
"Euforia hijrah yang marak sejak beberapa tahun terakhir merupakan bukti bahwa kaum muslim Indonesia kian mendalam kadar keislamannya. Menariknya, hijrah movement ini menjadi sesuatu yang keren, saya sering menyebutnya: the new cool di kalangan kaum muslim milenial kita," paparnya.
Fakta lainnya juga dipaparkan Yuswo mengenai kegiatan hijrah fest tahun lalu yang menurutnya begitu heboh dan menjadi identitas baru kaum muslim milenial. Menurut Yuswo, event tersebut teramplifikasi luar biasa karena diinisiasi oleh para selebritas yang ramai-ramai berhijrah dan menularkan pengaruhnya ke kalangan muslim di seluruh Tanah Air.
Selain itu, kemajuan teknologi 4.0 telah membentuk gaya hidup digital (digital lifestyle) di kalangan kaum muslim yang modern, memiliki global mindset, dan techy. Ia menyebutnya dengan #GenM atau generation muslim. Mereka dianggap memiliki digital lifestyle dengan memanfaatkan teknologi 4.0.
Beberapa fenomenanya mulai terlihat seperti bermunculannya startup-startup digital berbasis syariah, maraknya fintech syariah, gaya hidup cashless dalam pembayaran zakat dan sedekah hingga menjamurnya konten-konten digital yang muslimvfriendly.
Salah satunya, penerapan blockchain di dunia keuangan dengan bentuk mata uang digital bernama Noorcoin. Noorcoin adalah token syariah pertama di dunia, yang memadukan teknologi kripto dengan platform yang sesuai dengan hukum syariah.
Platform yang dikembangkan oleh anak negeri Sofia Koswara ini dibangun dengan sistem reputasi yang terdesentralisasi yang bekerja dengan teknologi blockchain.
"Memasuki era leisure economy, leisure lifestyle, kaum muslim kita juga mulai terimbas, khususnya di kalangan muslim milenial," ujar Yuswo.
Baca Juga: Indonesia Bidik Jadi Pemain Utama di Industri Halal Global
Hal ini, menurutnya, ditandai oleh bermunculannya muslim friendly event seperti hijrah fest, halal fest, muslim fashion week hingga hijab run.
Selain itu, juga muncul beragam muslim friendly destination yang instagramable. Beberapa waktu lalu misalnya, Presiden Jokowi meresmikan Halal Park yang digadang-gadang bakal menjadi the world’s center of halal destination.
Kemudian Yuswo mengungkapkan bahwa fenomena seperti umrah backpacker yang marak beberapa bulan terakhir juga menarik untuk diamati di mana peran aplikasi kian memengaruhi cara muslim milenial berumrah.
Begitu juga menggeliatnya EO untuk syariah wedding di mana pesta-pesta pernikahan kini diselenggarakan dengan mematuhi prinsip-prinsip syariah. Inilah yang memunculkan bisnis baru yang happening seperti fotografi post wedding.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: