Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalan Terjal Ekspor Otomotif Nasional di Tengah Tekanan Resesi Ekonomi Global

Jalan Terjal Ekspor Otomotif Nasional di Tengah Tekanan Resesi Ekonomi Global Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gejolak perekonomian global serta tendensi proteksionisme di beberapa negara mulai membawa dampak bagi pertumbuhan ekspor otomotif nasional. Volume ekspor kendaraan utuh (complete build up/CBU) bermerek Toyota pada Januari hingga April 2019 tercatat sebanyak 61.600 unit atau turun 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan jumlah 65.700 unit.

Beberapa penyebab turunnya kinerja ekspor kendaraan utuh bermerek Toyota, antara lain karena kondisi perekonomian di negara destinasi tujuan ekspor terutama di kawasan Timur Tengah dan Filipina.

Dari total volume ekspor CBU Toyota, kontributor terbesar masih dipegang oleh model Sport Utility Vehicle (SUV) Fortuner dengan volume 14.400 unit atau 23% dari total volume ekspor, disusul Rush dengan volume 12.600 unit (20%), serta Agya di tempat ketiga dengan 10.800 unit (18%). Model-model lainnya adalah Vios 7.500 unit, Avanza 8.400 unit, Kijang Innova, Sienta, Yaris, serta Town Ace/Lite Ace 7.900 unit.

Baca Juga: Ekonomi Global Stagnan, Ekspor CBU Toyota Justru Naik di Kuartal I 2019

Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam menjelaskan, situasi yang terjadi saat ini merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dan risiko yang telah diperhitungkan oleh korporasi.

"Naik-turunnya kondisi perekonomian di negara tujuan ekspor merupakan hal di luar kontrol atau kendali kami dan tidak terhindarkan. Namun, hal-hal seperti ini tentu telah kami perhitungkan dalam manajemen risiko," ungkap Bob Azam.

Walaupun kinerja ekspor CBU di periode caturwulan pertama 2019 kurang memuaskan, TMMIN tidak mengoreksi target pertumbuhan ekspor dan masih optimis, pertumbuhan di atas 5% hingga akhir 2019 dapat dipenuhi.

"Belum ada koreksi terhadap target ekspor. Kami masih optimis target pertumbuhan di atas 5% dapat tercapai. Mulai pertengahan tahun, akan ada ekspansi ekspor ke beberapa negara tujuan baru di kawasan Amerika Tengah. Ditambah ada permintaan fleet order dari negara-negara Timur Tengah diharapkan bisa membantu tercapainya target," tutur Bob Azam.

Penambahan negara tujuan di kawasan Amerika Tengah tersebut melalui proses yang tidak singkat. Studi pasar termasuk peraturan dan regulasi di negara kandidat tujuan ekspor baru dilakukan langsung oleh divisi terkait di TMMIN sejak 2018 lalu.

Baca Juga: Airlangga Targetkan Ekspor Otomotif Indonesia Lampaui Thailand

Pada November tahun lalu, TMMIN mengundang para distributor dari kandidat negara tujuan ekspor baru ke Indonesia untuk melihat proses produksi di pabrik Karawang serta berdiskusi mengenai hal-hal terkait dengan tren pasar dan karakteristik konsumen di negara-negara tersebut. Setelah seluruh proses studi selesai, TMMIN kemudian mengusulkan potensi perluasan ekspor ini ke pihak prinsipal untuk mendapatkan persetujuan.

"Persaingan yang semakin sengit, ditambah kondisi ekonomi global yang kurang stabil, membuat kami harus semakin proaktif meningkatkan performa ekspor, tidak hanya menunggu order dari prinsipal. TMMIN membuat divisi khusus yang bertugas mencari pasar-pasar tujuan ekspor baru sebagai upaya menjawab tantangan tersebut," pungkas Bob Azam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: