Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TaniHub Terima Kucuran Dana Baru hingga Rp144 Miliar

TaniHub Terima Kucuran Dana Baru hingga Rp144 Miliar Kredit Foto: TaniHub
Warta Ekonomi, Jakarta -

TaniGroup, startup besutan mantan karyawan World Bank dkk, menutup putaran pendanaan Seri A senilai US$10 juta (sekitar Rp144 miliar) yang dipimpin oleh Openspace Ventures dalam kesepakatan terbaru di sektor agrikultur teknologi Indonesia. 

Investor lain yang mendukung putaran ini adalah Intudo Ventures, Golden Gate Ventures, dan The DFS Lab, akselerator fintech yang didanai oleh Bill dan Melinda Gates Foundation. Babak baru ini mengikuti investasi pra-Seri A di TaniGroup oleh Alpha JWC Ventures dan beberapa angel investor pada awal 2018.

"Ada masalah besar untuk diatasi, banyak petani masih membutuhkan bantuan, dan kesempatan untuk membangun rantai pasokan yang lebih kuat untuk memberikan hasil bumi yang bagus kepada masyarakat Indonesia dengan biaya terbaik," kata pendiri dan CEO TaniGroup, Ivan Arie Sustiawan, dilansir dari DealStreetAsia (29/5/2019).

Baca Juga: Usai Jadi Peneliti Bank Dunia, Alumni ITB Ini Langsung Bangun Tani Group!

Pendanaan terbaru itu akan mempercepat ekspansi bisnis dan pengembangan produk baru. Hingga saat ini, perusahaan telah bermitra dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi internasional dan lokal, serta startup agritech lain.

Ivan bilang, "Dalam waktu dekat, kami ingin mengundang startup pertanian lainnya untuk berkolaborasi karena ruang pertanian Indonesia masih besar dan sangat tradisional."

Didirikan pada 2016, TaniGroup mendirikan ekosistem pasar pertanian lewat TaniHub, serta pemberi pinjaman peer-to-peer (P2P), TaniFund.

Melalui TaniHub, konsumen dapat membeli produk segar langsung dari petani. Transaksi business-to-business (B2B) jadi fokus besar perusahaan.

Namun, baru-baru ini mereka memperluas layanan ke pasar B2C dengan aplikasi mobile farm-to-table. Perusahaan besutan Pamitra Wineka itu mengklaim sudah menghubungkan petani dengan lebih dari 400 usaha kecil dan menengah (UMKM), serta lebih dari 10.000 pelanggan individu.

Sementara itu, TaniFund memberikan pinjaman untuk proyek budi daya kepada petani yang tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal.

Pembiayaan terbaru menandai putaran terbesar yang diajukan oleh perusahaan agritech Indonesia sejauh ini. Ini juga menggarisbawahi peningkatan startup dan minat investor di sektor pertanian negara ini, yang merupakan kontributor terbesar kedua untuk PDB Indonesia.

Baca Juga: Kedai Sayur Terima Pendanaan Awal Rp17,3 Miliar dari East Venture

Pada Maret lalu, startup agritech 'bekingan' East Ventures, Limakilo diakuisisi oleh startup teknologi ritel mikro Warung Pintar. Pada Senin (27/5/2019), Kedai Sayur, sebuah startup yang bertujuan untuk memberdayakan penjaja sayuran dengan menggunakan teknologi, mengumumkan suntikan modal US$1,3 juta dari East Ventures dan investor lain yang tidak diungkapkan.

Tak hanya itu, raksasa e-commerce Tokopedia pun sedang berekspansi ke sektor agritech. Bahkan, mereka dikabarkan tengah dalam pembicaraan untuk mengakuisisi startup lokal bernama Sayurbox.

Pemain signifikan lainnya di sektor itu adalah Crowde yang didukung Strive dan 500 startup yang didukung iGrow.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: