Masrayakat Australia dikejutkan oleh pemandangan tiga kapal perang China yang muncul di Sydney Harbour, pada hari Senin (3/6/2019).
Atas kejadian tersebut, Perdana Menteri Scott Morrison didesak memberikan penjelasan karena tidak ada pengumuman publik terkait kunjungan kepala-kapal perang tersebut.
"Ini mungkin mengejutkan bagi orang lain, tetapi tentu saja itu bukan kejutan bagi pemerintah," kata Perdana Menteri Scott Morrison, saat menjelaskan tentang kunjungan tersebut selama perjalanan ke Solomon Island, seperti dikutip AFP, Selasa (4/6/2019).
Baca Juga: Taiwan Sebut China Tutup-tutupi Tragedi Berdarah Tiananmen
Di tengah kekhawatiran yang meningkat tentang kekuatan dan kekuatan militer Beijing yang terus meningkat, penampilan kelompok kapal peran berbendera China dan sekitar 700 pelaut itu menjadi kejutan.
"Kami sudah tahu tentang itu selama beberapa waktu," lanjut dia.
"Kunjungan balasan karena kapal-kapal Angkatan Laut Australia telah mengunjungi China. Mereka kembali setelah operasi anti-perdagangan narkoba di Timur Tengah," imbuh Morrison.
Menurut laporan media lokal, kapal-kapal perang China antara lain Kunlun Shan, kapal permukaan kelas Yuzhao; kapal pengisian ulang Luoma Lake dan Xuchang; fregat modern yang diyakini dilengkapi dengan sistem rudal surface-to-air dan rudal anti-kapal selam.
Waktu kunjungan ketiga kapal militer Beijing juga dipertanyakan. Kunjungan itu terjadi pada malam peringatan 30 tahun tragedi Tiananmen.
Baca Juga: China Anggap Mike Pompeo Arogan dan Ikut Campur Urusan Negerinya
Kunjungan kapal-kapal Beijing itu hanya berselang beberapa hari setelah terungkap bahwa kapal perang China baru-baru ini berinteraksi dengan kapal induk Australia di Laut China Selatan. Pilot-pilot helikopter yang berbasis kapal induk juga dilaporkan dibidik dengan laser. Namun, Beijing telah membantah laporan adanya insiden laser tersebut.
"Saya pikir setiap pemahaman mengenai waktu dapat mengalami sedikit analisis berlebihan," kata Morrison.
Sejak berkuasa, Presiden Xi Jinping telah berinvestasi besar-besaran pada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-N) dalam upaya memproyeksikan pengaruh China di Pasifik dan sekitarnya.
“Kunjungan Angkatan Laut China ke Australia lebih merupakan fregat tunggal, bukan kelompok tugas dengan kapal serbu amfibi dan 700 personel,” kata Rory Medcalf, kepala National Security College di Australian National University.
“Sydney bukan tempat persinggahan yang nyaman dalam perjalanan pulang dari Teluk Aden. Apa ceritanya di sini?," lanjut pakar tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: