Perusahaan transportasi online Uber terus melakukan uji coba untuk rencana peluncuran layanan terbarunya beerupa taksi terbang (Uber Air). Uji coba berikutnya akan dilakukan di Melbourne, yang merupakan kota percontohan ketiga untuk mencoba layanan tersebut.
Uji penerbangan dijadwalkan untuk tahun depan, dengan rencana untuk operasi komersial dimulai dari 2023. Uber Air disebut-sebut oleh perusahaan sebagai produk berbagi perjalanan penerbangan perkotaan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di darat.
"Dalam jangka panjang, visinya adalah untuk kendaraan listrik yang aman dan tenang yang mengangkut puluhan ribu orang di seluruh kota dengan harga yang sama dengan perjalanan UberX pada jarak yang sama," kata Uber dalam sebuah pernyataan yang kutip oleh zdnet Selasa (11/6/2019).
Baca Juga: Pasca IPO, 2 Eksekutif Uber Minggat Karena ....
Uber juga mentargetkan pada bulan Agustus mendatang telah menjajaki lima pasar, meliputi Australia, Brasil, Prancis, India dan Jepang. Hal itu juga menegaskan bahwa mulai 2023, pelanggan akan bisa mendapatkan penerbangan sesuai permintaan di Dallas dan Los Angeles.
Pada bulan Februari lalu, Uber mengatakan kepada Komite Infrastruktur, Transportasi, dan City House Australia bahwa mereka ingin memastikan Uber Air di Melbourne atau Sydney. Hal itu membutuhkan kerjasama pemerintah Australia untuk mewujudkannya.
Untuk mewujudkannya, Uber juga mengumunkan kemitraannya dengan Macquarie, Telstra, dan operator Westfield Scentre Group. Dan termasuk Bandara Melbourne untuk mengembangkan infrastruktur dan telekomunikasi yang diperlukan untuk membuat jaringan penerbangan.
Di sisi lain, Macquarie Capital mengatakan akan bekerja sama dengan Uber Elevate pada pengembangan dan elektrifikasi skyports yang akan mendukung vertical take off dan landing, serta membantu menentukan struktur pasar dan model terbaik untuk infrastruktur.
Baca Juga: Uber Segera Debut "Uber Air"
CEO Telstra Andy Penn mengatakan perusahaannya akan bekerja sama dengan Uber selama 12 bulan ke depan untuk menilai infrastruktur jaringan, persyaratan konektivitas, dan kemampuan lain apa yang akan diperlukan untuk mendukung mobilitas ruang udara di pusat-pusat kota. Telstra sepertinya bersemangat untuk menjadi bagian dari proyek tersebut.
“Kekuatan jaringan, jangkauan, dan kepemimpinan kami di 5G, bersama dengan pekerjaan berkelanjutan kami pada drone dan standar terkait, akan mendukung teknologi dan inovasi Uber yang luar biasa untuk mengembangkan layanan yang kita semua bayangkan suatu hari akan mungkin. Ini merupakan bukti kemampuan jaringan dan teknologi Telstra bahwa kita adalah bagian dari masa depan yang menarik ini,"kata Penn, dikutip Zdnet.
Sementara itu, Scentre Group, yang bergabung sebagai mitra infrastruktur mengungkapkan, sejak layanan Uber hadir di Australia pada 2012, warga Australia telah begitu mengandalkannya. Saat ini lebih dari 3,8 juta warga Australia secara teratur menggunakan Uber sebagai cara yang dapat diandalkan untuk berpindah dari kota satu ke kota yang lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh