Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Intip Gaya Hidup Putra Bungsu Miliarder Budi Hartono, Membumi Tak Kenal Tinggi Hati

Intip Gaya Hidup Putra Bungsu Miliarder Budi Hartono, Membumi Tak Kenal Tinggi Hati sertifikasi ISO 20000-1:2011: Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand Wahyudi Hartono menerima sertifikasi ISO 20000-1:2011di Jakarta, Jumat (17/11). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagian orang berpikiran bahwa anak seorang miliarder tentu memiliki kehidupan yang mewah karena memiliki harta yang tak berseri. Namun, hal itu tak berlaku dalam kehidupan Armand Wahyudi Hartono, putra bungsu dari konglomerat Indonesia Robert Budi Hartono.

Menjadi anak dari orang paling kaya di Indonesia lantas tak membuat Armand tinggi hati. Ia merupakan sosok yang sederhana, meskipun kekayaannya sendiri pun menyentuh angka Rp113 triliun pada tahun 2015.

Kini Armand menjabat sebagai Deputi Presiden Direktur BCA. Alih-alih boros dalam kehidupan, Armand justru memegang prinsip dalam hidup, SRI (Simpan, Riset, Investasi).

Baca Juga: Anti Manja-Manja Club, Uang Jajan Putri Bill Gates Cuma Segini

Sebagai anak dari orang yang memiliki kekayaan lebih dari Rp235 triliun, Armand tak pernah malu untuk makan di kantin kantor.

“Sehari-hari di kantor ya saya makan di kantin, kecuali Anda nasabah besar, baru makan di tempat yang bagus,” ucap Armand.

Bukan hanya hemat dalam keuangan. Armand juga terkenal sebagai orang yang hemat dalam fasilitas hidup. Pasalnya, ia selalu menghemat penggunaan AC, baginya, gunakan AC seperlunya saja.

“Mulai dari hal kecil seperti listrik, kita bisa saving. Nyalain AC sebentar saja. Kalau sudah dingin, begitu mau tidur, AC kita matikan, kan yang paling penting pas mau tidur saja, di tengah-tengah panas dikit tidak apa-apalah," katanya.

Baca Juga: Terlampau Sederhana, Gaya Hidup Orang Terkaya di India Ini Bikin Malu Orang 'Sok' Kaya

Baginya, filosofi Jawa harus selalu diagungkan, "Wong Jowo itu ngerti namanya cukup. Kita tidak perlu menunjukkan kalau usaha (bank) milik kita besar. Cukup tunjukkan kalau kita bisa menjadi institusi yang sehat dan terpercaya," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: