PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) tengah meratapi nasib karena laba bersih perseroan di paruh pertama tahun 2019 ini hanya sebesar Rp1,8 triliun, merosot 10% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,03 triliun.
Chief Financial Officer dan Direktur Bank Danamon, Satinder Ahluwalia mengatakan bahwa meski begitu Bank mencatatkan pertumbuhan di sisi simpanan. Untuk giro dan tabungan (Current Account Savings Accounts/CASA) perseroan naik 8%, sementara deposito naik 16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Di semester pertama tahun 2019, Bank Danamon membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after taxes/NPAT) sebesar Rp 1,8 triliun,” katanya, di Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Baca Juga: Danamon Dukung Dealer Mobil Honda IBRM dalam Layanan Financial Supply Chain
Lebih lanjut Satinder menuturkan bila rasio kecukupan modal Bank Danamon (capital adequacy ratio/CAR) tetap kuat, pasca penggabungan dengan BNP, CAR konsolidasian dan CAR Bank-only yang masing-masing berada pada posisi 21,7% dan 22,2%. Untuk giro dan tabungan atau CASA naik 8% menjadi Rp54,7 triliun, sementara Deposito naik 16% menjadi Rp 63,0 triliun.
“Rasio intermediasi makroprudensial (RIM) atau Macroprudential Intermediation Ratio pada posisi 97,3% menunjukkan likuiditas Bank yang cukup untuk mendukung pertumbuhan kedepan. Danamon juga telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 2 triliun di bulan Mei 2019,” jelasnya.
Baca Juga: Bank Danamon Akan Terbitkan Surat Utang Rp2 Triliun
Menurutnya, Bank Danamon terus meningkatkan penerapan prosedur pengelolaan risiko dan manajemen kualitas aset yang pruden, melalui proses underwriting, monitoring, collection dan recovery kredit yang disiplin. Rasio kredit bermasalah atau NPL tercatat di posisi 3,2% dibandingkan 3,3% di akhir semester pertama tahun 2018. Rasio biaya kredit (Cost of Credit Ratio) juga membaik di posisi 2,5% dibandingkan 2,6% setahun sebelumnya.
“Fokus Bank dalam beberapa inisiatif penting di semester pertama tahun 2019 telah membantu kami untuk mempercepat pertumbuhan kredit. Tuntasnya proses penggabungan dan investasi MUFG di Danamon juga membuka peluang baru dan kolaborasi untuk Danamon yang baru dan lebih kuat,” ujarnya.
Sebagai informasi, sejak 1 Mei 2019, Bank Danamon resmi dimiliki MUFG sebesar 94,1%, sekaligus telah bergabung secara hukum dengan Bank Nusantara Parahyangan (BNP).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: