Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rest in Peace, Rupiah!

Rest in Peace, Rupiah! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rupiah menjalani masa sulit sepanjang perdagangan spot Kamis (01/08/2019) hari ini. Sempat kritis dengan status sebagai mata uang terlemah kedua di Asia, rupiah akhirnya harus mengakui kekalahan dan bertukar posisi menjadi mata uang terlemah di Asia dan dunia. 

Terpantau hingga penutupan pasar, depresiasi rupiah terhadap dolar AS menebal hingga 0,71%. Alhasil, US$1 kini dibanderol dengan harga tinggi, yakni Rp14.116.

Baca Juga: Bagai Langit dan Bumi, Begitulah Nasib Dolar AS dan Rupiah

Agaknya, ungkapan rest in peace terdengar cocok untuk menggambarkan keadaan rupiah saat ini. Bagaimana tidak, rupiah tak punya daya untuk melawan mata uang dunia, seperti dolar Australia (-0,85%), euro (-0,44%), dan poundsterling (-0,39%). 

Asal tahu saja, rupiah memang tak sendiri. Sebab, hingga Kamis sore ini, dolar AS menjadi momok yang mengerikan bagi aset-aset investasi berbasis mata uang dari negara berkembang, termasuk di Asia. Kebijakan The Fed menurunkan suku bunga yang di bawah ekspektasi pasar telah membuat dolar AS percaya diri untuk tampil sempurna.

Baca Juga: Gara-Gara The Fed, Rupiah Cs Dibuat Keok Dolar AS!

Terpantau hanya dolar Hongkong dan won yang masih bertahan dengan penguatan masing-masing 0,03% dn 0,02% di hadapan dolar AS. Kendati begitu, dari sekian banyak mata uang Asia yang jatuh di genggaman dolar AS, tak ada yang semenderita rupiah. 

Bahkan, data inflasi bulan Juli yang relatif terkendali di angka 0,31% tak membantu banyak untuk menyelamatkan rupiah. Hingga akhirnya, rupiah benar-benar dihabisi oleh seluruh mata uang Benua Kuning.

Tentu saja, dolar Hongkong (-0,73%), dolar Singapura (-0,63%), dan won (-0,59%) menjadi tiga mata uang Asia yang paling menekan rupiah. Berikutnya disusul oleh yen (-0,46%), yuan (-0,44%), dan dolar Taiwan (-0,40%). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: