Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kekuatan AS di Teluk Melemah, Menlu Iran: AS Berdiri Sendirian di Dunia

Kekuatan AS di Teluk Melemah, Menlu Iran: AS Berdiri Sendirian di Dunia Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Teheran -

Amerika Serikat (AS) sudah tidak bisa berkutik di wilayah Teluk Arab. Pasalnya, Menteri Luar Negeri iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, AS telah terisolasi di dunia dari kawasan Teluk.

Disebut "Operasi Sentinel," rencana pembentukan koalisi, yang akan melakukan patroli di kawasan Teluk, muncul pada bulan Juni lalu, di tengah kekhawatiran administrasi Donald Trump bahwa Iran berada di balik serangkaian serangan terhadap kapal komersial di kawasan Teluk.

Menlu Iran, mengatakan AS sudah tak punya daya untuk membuat koalisi di kawasan Teluk.

"AS berdiri sendirian di dunia dan mereka tidak dapat membuat koalisi (di Teluk)," jelas Zarif dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (5/8).

Zarif kemudian mengatakan bahwa Washington ingin merampas hak-hak Iran dan sanksi yang dijatuhkan kepadanya adalah sebuah bentuk kegagalan dalam diplomasi.

Dia menambahkan, bahwa AS adalah pihak yang bertanggung jawab atas ketegangan di Teluk Arab. Zarif mengatakan bahwa kehadiran AS di wilayah tersebut telah menyebabkan kesengsaraan.

Sementara itu, sebelumnya Menteri Pertahanan AS, Mark Esper saat melakukan kunjungan ke Australia mengatakan bahwa ia telah mendapat tanggapan yang baik dari sekutu, termasuk Australia mengenai pembentukan koalisi ini dan beberapa pengumuman dapat diharapkan segera.

Namun, di sisi lain, Menteri Pertahanan Australia, Linda Reynolds mengatakan tawaran yang diajukan AS ini adalah tawaran yang sangat serius. Linda menyebut akan ada pembicaraan di dalam negeri mengenai tawaran ini.

"Permintaan yang telah dibuat AS adalah permintaan yang sangat serius, dan sangat kompleks. Itu sebabnya kami saat ini memberikan permintaan ini dengan sangat serius. Tidak ada keputusan yang dibuat," tuturnya dan menambahkan pihaknya akan memutuskan berdasarkan apa yang ada dalam kepentingan kedaulatan terbaik Australia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: