Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Market Review: Terhentinya Tren Kenaikan Komoditas Emas

Market Review: Terhentinya Tren Kenaikan Komoditas Emas Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebijakan Amerika Serikat (AS) untuk mengenakan tarif atas impor barang dari China sebesar 10% mulai dari 1 September 2019 dan respons dari Beijing untuk membiarkan pelemahan nilai tukar Yuan terhadap US Dollar telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, khususnya pasar komoditas.

Perdagangan emas pada hari Kamis, 8 Agustus 2019 dibuka pada USD1.513,25/troy ounce. Berdasarkan pantauan data perdagangan untuk kontrak Desember 2019 sempat menembus rekor tertinggi dalam enam tahun terakhir yakni USD1.522,35/troy ounce.

Sejak polemik cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengatakan Beijing telah memanipulasi nilai tukar Yuan terhadap dolar Amerika, kenaikan harga perdagangan emas telah meningkat sebesar 4,2%.

Baca Juga: Inflasi Juli Dipicu Harga Cabai Merah dan Emas

Harga emas Antam dalam beberapa hari terakhir ini juga terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Logam Mulia Antam, harga per gram emas pada Kamis 8 Agustus 2019 diperdagangkan pada angka Rp753.000 atau meningkat dari Rp746.000 pada hari sebelumnya.

Perdagangan emas hari ini berdasarkan data pada pukul 16.00 WIB tercatat pada angka USD1.509,23/troy ounce. Sinyal melemahnya bullish dari perdagangan emas terjadi karena beberapa kebijakan moneter yang diambil oleh beberapa negara seperti Selandia Baru, India, Thailand. Kebijakan China yang menstabilkan nilai tukar Yuan membuat pasar merasa sedikit lebih tenang. Hal ini terlihat dari naiknya indeks saham di negara-negara Asia dan Eropa.

Harga minyak bumi yang sangat dipengaruhi oleh nilai tukar dolar merupakan salah satu yang terus mengalami tekanan. Penurunan harga acuan WTI dan Brent masih berlanjut sampai penutupan Rabu 7 Agustus 2019. Harga acuan minyak bumi WTI ditutup pada angka 51,09 dolar/barel atau turun sebesar 2,48% dibandingkan hari sebelumnya, sedangkan untuk acuan Brent ditutup pada angka 56,23 dolar/barel atau turun sebesar 2,49% dibandingkan hari sebelumnya.

Pengumuman dari Arab Saudi sebagai produsen terbesar minyak bumi di dunia untuk menahan laju penurunan dengan merencanakan pertemuan dengan negara-negara OPEC direspons positif oleh pasar. Terbukti dengan terhentinya tren penurunan perdagangan minyak bumi acuan WTI dan Brent hari ini. Pasar menilai adanya sinyal positif dari Arab Saudi untuk berusaha menjaga harga minyak bumi tidak terlalu jatuh.

Keputusan beberapa Bank Sentral seperti Selandia Baru, India dan Thailand untuk memangkas tingkat suku bunga acuannya guna menekan dampak ketidakstabilan moneter akibat dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China merupakan salah satu reaksi yang ditempuh negara tersebut atas warning akan kemungkinan terjadinya resesi ekonomi. Dengan diturunkannya tingkat acuan suku bunga, efek positif dirasakan oleh IHSG pada hari kemarin dan pembukaan hari ini.

Sentimen terhadap kebijakan negara-negara tersebut mendorong perdagangan IHSG pada penutupan Rabu 7 Agustus 2019 meningkat sebesar 1,38% dibandingkan pembukaannya, setelah tiga hari sebelumnya selalu mengalami penurunan. Saham dari Aneka Tambang Persero (Tbk) tercatat menjadi salah satu emiten yang aktif diperdagangkan hari ini. Investor melihat tren kenaikan komoditas emas saat ini sehingga membuat saham ANTM menjadi aktif diperdagangkan.

Tanggal Pembukaan Penutupan  Perubahan
08-Agust-19 6.224,90 6.274,67 0,79%
07-Agust-19 6.157,23 6.204,19 1,38%
06-Agust-19 6.105,09 6.119,47 -0,91%  
05-Agust-19 6.311,16 6.175,70 -2,59%    

Perdagangan IHSG

Saham ANTM hari ini ditutup pada Rp1.020 atau naik 15 poin dari hari sebelumnya. Dibandingkan penutupan hari Rabu 7 Agustus 2019, saham ANTM mengalami kenaikan 65 poin dari hari sebelumnya. Meskipun masih mengalami kenaikan, tetapi indikasi terhentinya bullish dari komoditas emas menyebabkan para investor mulai menahan diri dan memilih untuk menunggu perkembangan dari pasar keuangan Amerika.

Positifnya perdagangan saham di mayoritas bursa Asia dan Eropa hari ini merupakan angin segar dalam beberapa hari ini dalam polemik yang timbul akibat dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: