Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Disangka Abal-Abal, Ini Cerita Sukses America Online

Sempat Disangka Abal-Abal, Ini Cerita Sukses America Online Kredit Foto: Yahoo Finance
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan internet dan telekomunikasi America Online (AOL) yang kini digunakan jutaan orang Amerika ternyata sempat diragukan banyak orang. Bahkan, banyak yang menyangka ini perusahaan jasa komputer abal-abal.

CEO AOL Steve Case membagikan ceritanya tentang perjalanan sukses perusahaan yang menjadi ikon di era 1990-an seperti yang dimuat Business Insider. AOL menjadi perusahaan go public di bursa saham AS pada Maret 1992.

Case bukan insinyur, melainkan seorang visioner dan ahli strategi. Di awal usia 20-an, Case membaca buku futuris Alvin Toffler The Third Wave yang membayangkan di mana orang-orang dapat menggunakan komputer untuk berkomunikasi dengan semua orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Dramatis! Kisah Mantan Miliarder Termuda, dari Kaya Raya, Menipu, Lalu Bangkrut Jua

Menurut Case itu tampak seperti ide liar dan hampir tidak memiliki keterampilan untuk mewujudkannya. Tetapi dia tahu bahwa hal tersebut bisa dan harus membantu mewujudkannya melalui AOL.

Saat AOL baru melantai di bursa, investor kala itu masih memandang sebelah mata dan tak ada yang percaya bahwa perusahaan ini akan besar.

"Tidak ada yang benar-benar peduli. Sebagaian besar melihat seperti beberapa perusahaan jasa komputer kecil yang unik dan go public," ujarnya.

Baca Juga: Kisah Sukses Theodore Rachmat, dari Sales Kini Jadi Konglomerat

Perusahaan ini berdiri pada 1985 dan bernama Quantum Computer Service awalnya. Lambat laun, namanya pun berganti menjadi AOL dan kini telah menjadi raksasa berkat ketekunan dan kesabaran merintisnya.

"Masuk satu dekade setelah AOL dimulai. Ketika akhirnya merasa kesuksesan," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: