Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Angkat Minuman Lokal ke Kancah Internasional, Begini Strategi Startup Putra Sulung Jokowi

Angkat Minuman Lokal ke Kancah Internasional, Begini Strategi Startup Putra Sulung Jokowi Kredit Foto: Goola
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah menghimpun dana sekitar Rp71 miliar dari Alpha JWC Ventures, startup minuman tradisional besutan Gibran Rakabuming dan Kevin Susanto, Goola, berencana memimpin pasar minuman manis di Indonesia, sekaligus memperluas jaringan bisnis ke negara Asia Tenggara lainnya. Namun, bagaimana strateginya?

Dalam keterangan resmi yang Warta Ekonomi terima pada Senin (19/8/2019), perusahaan akan mengedepankan strategi 'dari mulut ke mulut' (word of mouth). Perusahaaan optimis hal itu dapat meningkatkan kesadaran terhadap merek Goola.

"Rencana kami adalah dengan menjadikan Goola jawara di Indonesia sehingga ketika wisatawan datang, mereka pasti mendengar dan mencoba. Strategi itu terbukti menaikkan popularitas banyak merek minuman di negara asal dan menjadi modal ekspansi ke negara lain," papar Gibran.

Baca Juga: Startup Minuman Besutan Putra Jokowi Raup Miliaran Rupiah, Apa Targetnya?

Perusahaan juga akan berekspansi dengan cepat serta memberikan standardisasi dan konsistensi produk guna merealisasikan target menjadi pemimpin pasar. Goola juga tak akan membuka waralaba untuk menjaga kualitas produk dan mengoperasikan sendiri tiap gerai yang akan dibuka.

Soal kompetitor, Kevin berkata, "Jika nantinya ada kompetitor yang muncul, ini akan menjadi valisadi pangsa pasar yang kami tuju. Itu sebenarnya akan mendorong kami untuk merealisasikan visi lebih cepat."

Pasar minuman manis seperti bubble tea memiliki pasar internasional mencapai US$1,9 miliar di 2019 dan diprediksi terus tumbuh 7,4% per tahun hingga 2023. Di Indonesia, terjadi hal serupa jika dilihat dari bisnis waralaba bubble tea terbesar yang memiliki lebih dari 250 gerai.

Selain itu, Goola juga tengah mengembangkan aplikasi untuk menganalisis pola konsumsi para pelanggannya, sekaligus mengurangi antrean di masing-masing kedai--mirip dengan konsep Kopi Kenangan dan Luckin Coffee di China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: