Devisa dari sektor pariwisata pada tutup buku 2018 meningkat mencapai angka US$19,29 miliar atau hampir menembus target tahun ini sebesar US$20 miliar. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB tahun 2018 mencapai 4,50%, dan tahun 2019 mencapai 4,80%.
“Peningkatan kontribusi ini utamanya didorong oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisman, wisnus dan investasi, terutama di 10 destinasi prioritas,” ujar Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Djunaedi di Jakarta, Senin (19/8/2019).
Didin mengatakan sejak awal dirinya sudah memperkirakan peningkatan angka devisa pariwisata Indonesia.
“Greget dan antusiasme industri pariwisata nasional sudah terasa dalam 4 tahun ini. Semakin hidup dan bergairah. Itu menunjukkan bahwa bisnis di sektor pariwisata semakin menemukan bentuknya, makin merata makin menyejahterakan banyak pihak,” ungkapnya.
Baca Juga: Juli 2019, Cadangan Devisa RI Naik US$2,1 Miliar
Ia menambahkan bahwa perkembangan pariwisata ditunjukan oleh kontribusi dalam PDB, jumlah wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan nusantara, dan nilai penerimaan devisa.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam Pidato Kenegaraan pada Jumat (16/8/2019) mengatakan, pariwisata mengalami peningkatan pada 2018 mencapai US$19,29 miliar. Jumlah devisa itu berasal dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 yang ditutup dengan angka capaian 15,8 juta.
Sementara tingkat spending atau belanja mereka selama berwisata dan berada di tanah air sebesar US$1.220 perwisman per kunjungan atau istilahnya Average Spending Per Arrival (ASPA).
ASPA sebesar US$1.220 perkunjungan itu sudah termasuk perhitungan wisman dari 19 pintu utama imigrasi, sejumlah 13,3 juta wisman, ditambah 2,71 juta wisman dari pintu lainnya sehingga jumlah totalnya 15,81 juta wisman.
Baca Juga: Genjot Wisman, Kemenhub Prioritaskan Penerbangan Internasional di Ngurah Rai
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) belum memasukkan devisa dari pintu lain dan lebih fokus pada 19 pintu utama yang spendingnya US$1.440 perkunjungan. BI sendiri sampai saat ini belum memasukkan wisman dari pintu lain yang jumlahnya cukup signifikan mencapai 2,7 juta, meskipun spending mereka yang sudah disurvei, hanya US$150 perkunjungan. Hal itulah yang menjadi alasan ASPA dihitung US$1.220 per kunjungan.
Penghitungan terfokus pada ASPA di pintu utama juga tidak lain karena belum ada pasangan outbond yang bisa diperhitungkan. Meskipun asumsi ASPA dari pintu lain sebesar US$150 pernah disampaikan BPS sehingga ASPA pintu utama yang dihitung BI menjadi US$1.440 perkunjungan.
Dengan penjelasan wisman dari pintu utama dikalikan dengan ASPA pintu utama, ditambah wisman dari pintu lain dikalikan ASPA pintu lain. Jika wisman pintu utama 13,1 juta, sementara wisman pintu lain 2,7 juta, ASPA pintu lain US$150 , total wisman 15,8 juta dan total ASPA US$1.220 , maka ASPA pintu utama sebesar US$1.440.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: