Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Melalui Program KITE, Pemerintah Beri Banyak Insentif Bagi UKM Tanah Air

Melalui Program KITE, Pemerintah Beri Banyak Insentif Bagi UKM Tanah Air Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM, Puspayoga, memaparkan bahwa program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) sudah terintegrasi baik dengan beberapa kementerian, seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, maupun Badan Ekonomi Kreatif, serta lembaga pembiayaan ekspor-impor. 

Menurut Puspayoga, program KITE pertama kali dikucurkan bagi pengrajin tembaga Tumang, Boyolali untuk mendapatkan bahan baku impor. Program diberikan dalam bentuk insentif berupa pembebasan bea cukai dan pajak penambahan nilai (PPN) serta pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

Baca Juga: Menteri Puspayoga: PPh Final 0,5% Mampu Tingkatkan Badan Hukum UKM

“Program KITE diresmikan Presiden Jokowi di Tumang, Boyolali. Kalau UKM mau impor tidak kena pajak masuk, begitu juga diekspor juga tidak kena pajak. Mereka itu banyak yang membuat meja, alat-alat dapur, lampu untuk diekspor ke Eropa dan AS,” katanya dalam Rakernas Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) ke-XXIX di Surabaya, Jatim, Selasa (10/9/2019).

KITE merupakan upaya pemerintah memfasilitasi dan mendorong Industri Kecil Menengah (IKM) nasional agar berkembang. Oleh karena itu, Puspayoga berharap para pelaku IKM dapat memanfaatkan kemudahan tersebut melalui badan usaha seperti koperasi yang akan memfasilitasi impor bahan baku untuk produksi melayani pasar ekspor. 

Ketua Umum Iwapi, Nita Yudi, menyatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam mengembangkan sektor mikro pada usaha sektor mikro kecil di daerah dengan memberikan pelatihan, pendampingan, dan pembukaan akses pasar bagi masyarakat. Ia mengklaim, anggotanya sudah mencapai 30 ribu orang dari kalangan wanita.

Baca Juga: 60 Persen Bantu Perekonomian Indonesia, Ini Suara IWAPI pada Pemerintah

“Rakernas ini kita bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah harus bermanfaat kepada anggota Iwapi. Mari kita jadi mitra strategis pemerintah,” ucap Nita.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengutip apa yang disampaikan Bung Karno, bahwa ada tiga hal yang harus disiapkan oleh sebuah bangsa yang sedang membangun, yaitu human skill investment, material investment, dan mental investment. Menurut Khofifah, saat ini bangsa Indonesia masih harus bekerja keras untuk melakukan ketiganya. 

“Saya mohon ini jadi catatan kita bersama dalam Rakernas Iwapi ini. PR kita sebagai sebuah bangsa pertama adalah persatuan, kedua persatuan, ketiga persatuan. Jadi bagaimana mempersatuan yang berbeda ini,” imbuh Khofifah.

Baca Juga: Jelang Rekarnas Ke-29, Iwapi Desak Pemerintah Turunkan Suku Bunga KUR dan UKM

Material investment sendiri terkait berbagai pemenuhan kebutuhan percepatan pembangunan infrastruktur. Kemudian, human skill investment terkait penyiapan ketrampilan manusia Indonesia, sedangkan mental investment terkait dengan karakter manusia Indonesia yang oleh Presiden Jokowi disebut revolusi mental. 

“Yang tidak kalah penting yang disampaikan Bung Karno adalah mental investment. Pada lima tahun yang lalu Pak Jokowi berpesan kepada kita bagaimana bangsa ini pentingnya revolusi mental,” kata Khofifah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: