Vape tengah hangat diperbincangkan usai muncul beberapa kasus kesehatan yang disebabkan rokok elektrik tersebut. Vape, meskipun tanpa nikotin, diketahui dapat mengubah saluran napas yang dipengaruhi oleh penyakit alergi, sehingga pada gilirannya rokok elektrik itu bisa memperburuk keparahan penyakit seperti asma.
Pada sebuah penelitian terbaru untuk pertama kalinya, model asma digunakan untuk menyelidiki efek dari berbagai rasa rokok elektronik dengan dan tanpa nikotin.
"Ini sangat penting bagi mereka yang menderita penyakit pernapasan, yang rentan terhadap efek merokok. Mayoritas perokok e-rokok menggunakan cairan rasa tetapi ada beberapa bukti bahwa zat tambahan rasa bisa beracun ketika dihirup," kata Dr David Chapman dari University of Technology Sydney (UTS).
Baca Juga: Dosen UI Pastikan Vape Berbahaya
Dilansir Times Now News, penggunaan vape telah meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan perokok muda secara global. Meski jenis rokok ini diklaim sebagai alternatif yang lebih sehat untuk rokok tembakau, ada kekurangan bukti dalam studi hewan dan data manusia tentang efek rokok elektrik pada fungsi paru-paru.
Para peneliti menemukan bahwa beberapa vape dengan rasa rasa, bahkan tanpa adanya nikotin, dapat memperburuk keparahan penyakit.
"Efek pasti pada fitur asma tergantung pada rasa spesifik, menunjukkan tidak semua e-rokok beraroma akan memiliki konsekuensi yang sama pada kesehatan paru-paru," jelas Dr Chapman dalam penelitian yang dipublikasikan di Scientific Reports.
Baca Juga: Kenapa Rokok Elektrik Berbahaya Bagi Tubuh?
Dalam penelitian ini, rasa black licorice ditemukan dapat menyebabkan peradangan jalan nafas. Sedangkan cinnacide memiliki efek sebaliknya, yakni menekan peradangan jalan nafas.
Para peneliti tidak menganalisis cairan secara langsung, untuk mengkonfirmasi apa yang terkandung di dalamnya. Namun ada bukti dari penelitian sebelumnya bahwa rasa yang dikategorikan sebagai mentega atau krim dan kayu manis yang masing-masing termasuk puding pisang dan cinnacide beracun.
Terkait temuan ini, peneliti menambahkan bahwa perhatian harus diambil dalam mempromosikan penggunaan rokok elektrik beraroma kepada pasien dengan penyakit pernapasan seperti asma dan bahwa pembuat kebijakan harus mempertimbangkan membatasi penggunaan rokok elektrik beraroma.
Baca Juga: 400 Orang Meninggal, Vape Resmi Dilarang di Amerika Serikat
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto