Kasus Kilang Minyak di Arab Saudi, AS Siap Berikan Sanksi Berat untuk Iran
Presiden AS Donald Trump mengutuk dan akan memberikan sanksi terhadap Iran, walaupun para pemimpin Eropa berharap ada terobosan ada pertemuan antara pemimpin AS dan Iran di Sidang Majelis PBB untuk mengurangi ketegangan. Para pemimpin negara seperti Prancis, Jerman dan Jepang semuanya bertemu secara terpisah dengan Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Tetapi pada pidatonya kepada para pemimpin dunia, Trump menyebutkan jika dia tidak akan mengurangi tekanan ekonomi terhadap Iran.
"Selama perilaku mengancam Iran berlanjut, sanksi tidak akan dicabut. Sanksi akan diperketat," kata Trump mengutip AFP, Rabu (25/9/2019).
Trump mengecam keras Iran terkait serangan ke infrastruktur minyak Arab Saudi beberapa waktu silam.
"Semua negara memiliki kewajiban untuk bertindak. Tidak ada pemerintah yang bertanggung jawab harus mensubsidi haus darah Iran," kata Trump.
Baca Juga: PM Australia Bertemu Donald Trump, Media China Bilang. . .
Para pemimpin negara Eropa, sambil mengkritik Iran, ingin menyelamatkan kesepakatan tahun 2015 di mana Iran secara dramatis mengurangi program nuklirnya dengan imbalan janji-janji menarik sanksi. Trump diketahui pada tahun lalu menarik diri dari perjanjian dan menjatuhkan sanksi, yang berimbas meningkatnya ketegangan dengan Iran yang pada Juni juga menembak jatuh pesawat mata-mata AS yang tak berawak.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutkan jika risiko terbesar yaitu eskalasi yang tidak terkendali di Teluk. Dia mengatakan telah bertemu selama 90 menit dengan Rouhani pada Senin (23/9) malam, di mana dia membahas isu serangan di Arab Saudi, musuh bebuyutan Iran yang memimpin serangan di Yaman.
"Kami perlu kembali ke meja perundingan untuk terus terang dan menuntut diskusi mengenai kegiatan nuklir, regional dan balistik Iran tetapi juga memiliki pendekatan yang lebih luas daripada sanksi," kata Macron.
"Saya berharap kita dapat membuat kemajuan dalam beberapa jam mendatang," katanya.
Iran pada beberapa hari terakhir terdengar semakin terbuka untuk melakukan pertemuan dengan Trump.
"Kami tidak menutup pintu untuk pembicaraan," ujar Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di PBB.
"Apa yang kami katakan adalah bahwa Anda perlu membangun kredibilitas," katanya, memperingatkan agar tidak sekadar memberikan "kesempatan berfoto" kepada Trump.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: