Usung Konsep TOD, Serpong Garden Apartment Lakukan Topping Off Bellerosa dan Cattleya
Perusahaan properti PT Hutama Anugrah Propertindo (HAP) melakukan topping off Tower Bellerosa dan Tower Cattleya – Serpong Garden Apartment (Segar), sehingga tidak lama lagi akan siap untuk dihuni. Hal tersebut membuktikan komitmen perusahaan terhadap para pembeli apartemen.
Direktur Utama PT Hutama Anugrah Propertindo, Ferdy Sutrisno selaku Serpong Garden merupakan apartemen yang sudah mengaplikasikan konsep TOD (Transit Oriented Development) di Indonesia. Konsep Transit Oriented Development (TOD) merupakan pendekatan pengembangan kota yang memaksimalkan penggunaan angkutan publik, sekaligus meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi.
Sebagai apartemen pertama yang menerapkan TOD, Serpong Garden Apartment juga sekaligus adalah apartemen yang mempelopori koneksitas yang terintegrasi dengan berbagai intermoda seperti Stasiun Cisauk, pasar modern, dan terminal terpadu.
“Sehingga apabila nantinya pemerintah jadi mengaplikasikan jalur bagi kereta api massal (Mass Rapid Transit) dan juga kereta api ringan (Light Rapid Transit/LRT), kami sudah siap, termasuk juga kelengkapan jarigan bagi para pejalan kaki/ para pengguna sepeda,” jelas Ferdy.
Baca Juga: Bisnis Properti di Bali Menggiurkan, Ratnamaya Dapat Investor Baru
Dalam kesempatan sama, GM Marketing PT HAP, Clemens Papin Iswara menegaskan, setelah keberhasilan dua tower sebelumnya, Serpong Garden Apartment juga sudah meluncurkan Tower Diamanta yang bergaya hunian pintar dan modern, sehingga layak diperhitungkan sebagai tempat tinggal yang nyaman dan investasi yang menarik.
Berbagai fasilitas kenyamanan, dapat dinikmati oleh pembeli apartemen, yang kini sudah diminati oleh pembeli apartemen lebih dari 90%, bersama dua tower yang tidak lama lagi, sudah siap dihuni. Menurut Papin dengan hanya selangkah dari jaringan kereta commuter line, para penghuni apartemen sekaligus memperoleh akses transportasi ke pusat bisnis, mall, kampus ternama, tempat rekreasi, serta fasilitas umum lainnya.
”Jarak Apartemen Segar dari Stasiun Cisauk hanya 25 meter, dan terhubung melalui jembatan layang berdesain futuristik,” jelasnya. Ke depannya pemerintah berencana juga membangun jaringan kereta semi ringan Light Rapid Transportation (LRT), sehingga akses tersebut kian mempertegas simpul kegiatan di wilayah Serpong bagian Barat di dan Timur.
Kemudahan juga akan dirasakan, terkait dengan rencana perpanjangan jalur Multi Raya Transportasi (MRT) yang akan menghubungkan dari wilayah Cikarang di wilayah Timur sampai ke Kabupaten Tangerang yang ada di wilayah Barat. Sehingga pembangunan ini memudahkan terkoneksinya wilayah timur dan barat, termasuk juga utara dan selatan.
Hal tersebut secara langsung akan mengurangi pemborosan energi sampai 85 persen, sehingga menghasilkan gaya hidup (lifestyle) yang lebih sehat. Lokasi Segar yang strategis di Serpong menjadikan para penghuni apartemen dapat menikmati begitu banyak destinasi menarik. Cukup dengan berjalan kaki ke Stasiun Cisauk dan terminal intermoda ataupun dengan bersepeda, dalam hitungan menit sudah sampai di tujuan.
Perlu Master Plan serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna yang dihubungi secara terpisah mengemukakan, perencanaan kota ataupun Kabupaten Tangerang, secara keseluruhan memerlukan perencanaan dalam bentuk master plan dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). “Karena saya melihat, belum ada di wilayah ini.
Ini harus ditata bersama antara pemda setempat, sehingga pengusaha yang memiliki perencanaan pembangunan, disesuaikan dengan berbagai studi yang mereka lakukan sebelumnya. Seperti misalnya untuk wilayah Provinsi Banten, pengembangan jalan tol seharusnya dipercepat.
Sebab jika pembangunannya diserahkan kepada pemda setempat, belum tentu pemda setempat memiliki kecukupan fiskal. Itu sebabnya mereka bergantung juga kepada bantuan dan dukungan dari pemerintah pusat. Atau daerah tersebut perlu mengusulkan adanya dana pendamping. Dengan demikian ada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk projek strategis seperti jalan tol dan jembatan layang.
Jangan sampai juga, ketika ada penambahan ruas tol, malahan dipergunakan keluar masuknya truk-truk pasir, yang dipergunakan untuk membangun di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Bagaimanapun juga potensi jalan raya termasuk jalan tol, bisa bertambah rusak, apabila volume berat beban tidak dikendalikan. Jadi harapannya jangan sampai terjadi eksploitasi sumber daya jalan,” jelasnya.
Baca Juga: Punya Properti di Tangerang, Perusahaan Ini Jual Saham ke Publik
Ia menanyakan bagaimana rencana besar di Provinsi Banten, yang berarti mengikutsertakan Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Bagaimana penganggarannya melihat banyaknya rencana yang telah disusun. Sementara itu masih belum digarapnya sejumlah projek pengerjaan seperti jalan tol, maka perlu ditanyakan kepada pihak kontraktor pembangunnya, karena kemungkinan masalahnya ada pada belum dibebaskannya seluruh lahan.
Yayat menekankan, wilayah yang ada di sekitar DKI Jakarta itu kerap dikorbankan untuk membangun Jakarta dan perumahan baru. Itu sebabnya ia mengingatkan, berbagai infrastruktur yang dibangun seperti jalan tol harus dapat memberi manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat di daerah tersebut. Jangan sampai jalan tol dan sekitarnya justru hancur, akibat dilewati truk-truk bermuatan beban lebih besar dari yang seharusnya.
Konsep TOD Harus Didukung Jaringan Jalan dan Simpul Angkutan Umum
Menyinggung konsep TOD yang diusung dalam pembangunan Segar, Yayat mengatakan, pembangunan TOD bukan hanya bicara konsep rumah susunnya saja, namun harus didukung juga oleh jaringan jalan dan simpul angkutan umum.”Jangan sampai TOD itu hanya membangun rumah susun di samping stasiun. Juga jangan sampai pembangunan TOD itu nantinya tidak ada trotoar (pedestrian), termasuk juga bangunan di sekitar TOD.
Pembangunan satu wilayah yang berkonsep TOD harus membentuk sinergi juga dengan operator kereta api, sehingga mereka bersedia menambah frekuensi perjalanan kereta api. Demikian juga harus dipersiapkan halte bus, pangkalan ojek dan kendaraan online, serta terminal terpadu termasuk layanan simpul transportasi. Jangan sampai keluar dari stasiun kereta api, terminalnya kacau, sehingga perlu ditata bersama. Perlu dipertimbangkan juga penyediaan sarana parkir kendaraan dan fasilitas publik lainnya.
Baca Juga: Percepat TOD, ACP Akuisisi Anak Usaha Cowell Development
Di sini ia menekankan perlunya sinergi antara pengembang dan pemerintah, sehingga dapat membangun jejaring bersama. Jika sudah ada perusahaan pengembang (developer) yang membiayai pembangunan infrastruktur dengan inisiatifnya, maka pemerintah harus mendukung dari segi perizinan. Tujuannya supaya segala urusan menjadi mudah dan lancar, mengingat kecepatan pelayanan menjadi penting peranannya bagi dunia usaha.”
Adapun keuntungan tinggal di Serpong Garden Apartment, selain kualitas hidup akan menjadi lebih baik dan semua berada di satu kawasan; mobilitas menjadi lebih mudah aksesnya karena dengan lokasi yang strategis, maka dijamin akan bebas stress dan bebas macet.
”Dengan akses langsung menuju stasiun kereta KRL Cisauk melalui jembatan penghubung (skybridge), memilih apartemen ini “adalah pilihan cerdas” dan akan segera siap dihuni, karena ditunjang sejumlah infrastruktur pendukung, seperti kabel serat optik berkecepatan tinggi, akses kunci digital yang dilengkapi tombol anti panik, sistem keamanan dengan kamera pengawas CCTV 24 jam, serta alat pengenal identifikasi wajah, sebagai akses pintu masuk, melengkapi fasilitas eksklusif bagi para penghuni.
Jadi bagaimana integrasi Stasiun Cisauk dengan up date standard property – mengacu pada TOD (Transit Oriented Development) Compact Design, yang terintegrasi dengan rencana pembangunan oleh pemerintah.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: