Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

India-Malaysia Semakin Tegang, CPO Indonesia Girang

India-Malaysia Semakin Tegang, CPO Indonesia Girang Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertikaian dagang antara India, importir minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dengan Malaysia tampaknya semakin memanas. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya imbauan dari Solvent Extractors Association of India (SEAI) yang meminta para anggotanya untuk berhenti mengimpor minyak sawit asal Malaysia.

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad pada konferensi di PBB bulan lalu menyatakan bahwa India 'menyerbu dan menduduki Kashmir' menjadi pemicu perang dagang ini.

Mengutip Bloomberg (23/10/2019), sejak tragedi tersebut terjadi, pengusaha minyak sawit India telah beralih dari importir CPO Malaysia menjadi importir Indonesia dikarenakan adanya kekhawatiran bahwa Perdana Menteri India, Narendra Modi, akan mengekang impor minyak sawit dari Malaysia tersebut dengan berbagai regulasi yang menyulitkan.

Baca Juga: Galau 3 Hari, Harga CPO Bersemi Kembali

Direktur Eksekutif SEAI, BV Mehta menyatakan, "Ketegangan hubungan antara negara kita (India) dan Malaysia berdampak pada industri kita, mengingat kebutuhan impor minyak sawit yang besar dari negara tersebut (Malaysia)."

Mehta juga menambahkan, "Demi menjaga solidaritas terhadap negara, kita harus menghindari pembelian minyak sawit dari Malaysia."

Tindakan India untuk menghentikan pembelian CPO dari Malaysia akan berdampak buruk bagi industri sawit di Malaysia. Minyak kelapa sawit merupakan ekspor komoditas pertanian terbesar di Malaysia dengan total ekspor ke India pada Januari–September 2019 mencapai 3,9 juta ton atau bernilai US$2 miliar. Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak daripada tahun lalu, yang mana India memangkas tarif impor CPO dari Malaysia sejak Januari 2019.

Menanggapi kondisi tersebut, Mahathir mengatakan bahwa tidak akan menarik kembali komentarnya tentang Kashmir dan untuk saat ini tidak akan membawa permasalahan ekspor-impor minyak sawit Malaysia-India ke WTO.

Baca Juga: Hore! Harga TBS Naik, Petani Bangkit

Konflik ini mengakibatkan harga CPO di Malaysia turun 0,7% setelah ditutup pada level tertinggi dalam delapan bulan menjadi RM2.268 per ton.

"Untuk menebus kekurangan impor minyak sawit dari Malaysia, maka India perlu meningkatkan pembelian minyak nabati dari negara lain seperti Indonesia, Ukraina, dan Argentina. Pengiriman minyak sawit dari Indonesia ke India diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang," tandas Mehta. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: