Platform media sosial Twitter pada Senin lalu (11/11/2019) membeberkan rencananya untuk menanggulangi deepfake dan media yang dimanipulasi untuk menyebarkan hoaks. Deepfake sendiri adalah teknologi yang memanfaatkan AI yang memampukan video diedit sedemikian rupa agar terlihat sosok penting terlihat melakukan atau mengatakan sesuatu.
Twitter sendiri rencananya akan menambahkan fitur pemberitahuan yang ada di sebelah tombol unggah. Fitur tersebut akan memberi tahu pengguna apakah konten yang akan mereka bagikan termasuk konten sintesis atau konten yang termanipulasi.
Baca Juga: Duh Parah! 6 Ribu Data Pengguna Twitter Bocor dan Sudah Dipantau oleh . . . .
Fitur tersebut juga akan menyediakan tautan yang berisi alasan mengapa berbagai sumber menilai konten yang dibagikan dikategorikan sebagai konten termanipulasi atau berasal dari media yang termanipulasi. Twitter juga akan menghapus unggahan yang bersifat misleading atau memberikan informasi tidak benar, mengancam keamanan, atau ajakan untuk melakukan hal hal berbahaya.
Twitter sendiri mendefinisikan deepfake sebagai "foto, audio, atau video apapun yang sudah secara signifikan diedit dan diproduksi secara massal dengan tujuan memberikan kabar bohong" seperti dilansir dari Reuters, Selasa (12/11/2019). Ini juga termasuk versi manual dari deepfake, yakni shallowfake.
Penggunaan deepfake sendiri bukanlah hal baru. Tahun lalu, Twitter memblokir sejumlah media yang menggunakan deepfake. Deepfake sendiri sebelumnya banyak digunakan untuk video atau foto yang mengandung konten seksual.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum