Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Dagang Segera Berakhir, Baiknya Investor Lakukan Ini

Perang Dagang Segera Berakhir, Baiknya Investor Lakukan Ini Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perundingan perdagangan AS-Tiongkok di bulan Oktober lalu berakhir dengan nada optimistis, kedua belah pihak masing-masing memiliki kepentingan untuk menyudahi ketegangan yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Selanjutnya pertemuan dijadwalkan akan dilanjutkan di bulan Desember dan terlihat kedua belah pihak berkeinginan untuk mencapai kesepakatan perdagangan tahap pertama tersebut. 

 

Melihat hal itu, Bank Commonwealth merekomendasikan investor untuk lebih dinamis lagi dalam mengalokasikan portofolio investasinya ke instrumen obligasi maupun reksa dana saham dengan tetap memperhatikan profil risiko para investor.

 

Mayoritas hasil laporan pendapatan perusahaan penghuni indeks S&P 500 menunjukkan hasil yang lebih positif dibandingkan dengan perkiraan, ditambah dengan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga membuat sentimen positif untuk pasar investasi.

 

Baca Juga: Dampingi UKM, Commonwealth Luncurkan MicroMentor

 

Pada bulan Oktober lalu investor juga melihat perkembangan Brexit dengan hati yang tenang, seiring dengan diterimanya usulan kesepakatan antara Inggris Raya dan Uni Eropa, walaupun masih belum mendapatkan persetujuan dari parlemen Inggris, sehingga Uni Eropa kembali menyetujui permohonan Inggris untuk memperpanjang tenggat waktu Brexit hingga Januari 2020.

 

Dari dalam negeri, Bank Indonesia merespon kebijakan The Fed dengan memangkas suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo sebesar 25 basis poin ke angka 5,00%, ditambah dengan optimisme pelantikan kabinet Indonesia Maju yang pernuh warna menjadi sentimen positif untuk pasar investasi.

 

Meski demikian, ada hal-hal yang harus diperhatikan para investor di bulan November ini yakni perkembangan rencana perundingan lanjutan antara Amerika Serikat dan Tiongkok terkait perang dagang dan data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 tiap negara yang dijadwalkan akan dirilis di bulan ini. 

 

Baca Juga: Bank Commonwealth Lakukan Digitalisasi Bancassurance

 

“Data pertumbuhan ini akan menunjukkan apakah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia lebih buruk atau lebih baik dari ekspektasi. Pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat disebabkan tensi perang dagang yang belum usai, namun berbagai bank sentral saat ini melonggarkan kebijakan moneter untuk mendorong dana yang mengendap di tabungan dapat masuk ke investasi atau konsumsi, sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi,” jelas Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya, dalam keterangan resmi di Jakarta, 

 

Ivan menambahkan, laporan pertumbuhan laba emiten kuartal-III 2019 sudah dimulai pada bulan Oktober lalu, dengan mayoritas perusahaan memiliki hasil pertumbuhan laba di atas perkiraan. Hal tersebut juga merupakan sentimen positif bagi pasar investasi. Laporan pertumbuhan laba yang di atas ekspektasi, ditambah dengan pertumbuhan ekonomi yang melaju sedikit lebih baik dari perkiraan serta perkembangan positif atas perundingan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok diharapkan mampu menunjang iklim pasar investasi di bulan November ini tetap positif.

 

Dengan kondisi yang bergerak ke arah positif ini, alokasi portofolio investasi dapat menjadi lebih dinamis, namun tetap memperhatikan profil risiko setiap nasabah. 

 

“Untuk profil risiko Balanced, Bank Commonwealth menyarankan untuk membagi porsi portofolio sebanyak 30% di reksa dana fixed income dan 30% di reksa dana saham, dengan mengambil posisi di tengah era suku bunga rendah. Sedangkan untuk profil risiko Growth kami tetap memilih porsi lebih besar di reksa dana saham dengan alokasi sebesar 70%, mempertimbangkan iklim investasi tetap positif di kuartal IV-2019,” ujar Ivan.

 

Baca Juga: Begini Bank Commonwealth Gunakan AI dan ML untuk Customer Engagement

 

Untuk dapat mengoptimalkan investasi para nasabah, Bank Commonwealth menyediakan aplikasi CommBank SmartWealth yang merupakan aplikasi pertama di Indonesia yang berfokus pada solusi wealth management secara komprehensif dan dilengkapi dengan fitur robo-advisory yang dapat memberikan rekomendasi alokasi aset investasi untuk membantu mengoptimalkan investasi nasabah sesuai dengan profil risikonya di mana saja dan kapan saja. Aplikasi ini dapat membantu para nasabah mengantisipasi dampak dari perubahan kondisi ekonomi khususnya kondisi pasar dan mengoptimalkan investasi mereka.

 

Aplikasi CommBank SmartWealth kini juga dilengkapi dengan fitur baru untuk makin melengkapi kebutuhan investasi nasabah yakni dengan fitur pembelian SBN Ritel Online yang baru diluncurkan pada awal Oktober lalu dengan menawarkan seri ORI016.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: