Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kabar AS-China yang kembali menjalin komunikasi disambut euforia oleh para pelaku pasar global. Bak optimis kesepakatan dagang akan segera diteken oleh Trump dan Xi Jinping, pelaku pasar mulai berani untuk mengoleksi aset-aset berisiko berbasis keuangan selain dolar AS.
Akibatnya, mayoritas mata uang dunia tengah menguat di hadapan dolar AS, seperti halnya euro, poundsterling,dolar New Zealand, dolar Taiwan, dan yen. Asal tahu saja, kala pembukaan pasar spot Senin (18/11/2019) pagi, rupiah sempat bergabung ke dalam pasukan penyerang dolar AS dengan apresiasi 0,02% ke level Rp14.065 per dolar AS.
Baca Juga: Ups! Asing Bikin Bursa Domestik Boncos di Kala Bursa Asia Paripurna!
Namun, kurangnya sentimen positif membuat rupiah menjadi gelisah, galau, dan merana (gegana) ketika harus melawan dolar AS. Alhasil, hingga pukul 10.50 WIB, rupiah berbalik terdepresiasi -0,01% ke level Rp14.074 per dolar AS.
Baca Juga: AS-China Rukun, Damai Dagang Berlanjut
Baca Juga: Semangat Rupiah Ditabuh, Dolar AS Lumpuh!
Selain itu, rupiah juga dibuat tertekan oleh mata uang Benua Biru, yakni euro (-0,10%) dan poundsterling (-0,19%). Beruntungnya, di antara mata uang Benua Kuning, rupiah hanya tertekan tipis oleh dolar Taiwan sebesar -0,11%.
Dengan kata lain, rupiah kini menjadi mata uang terbaik kedua di Asia dengan unggul terhadap baht (0,21%), won (0,08%), ringgit (0,06%), dolar Hong Kong (0,06%), dolar Singapura (0,05%), dan yen (0,02%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait:
