Suporter Indonesia diserang oleh suporter Malaysia usai pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara timnas Malaysia melawan Indonesia di Stadion Bukit Jalil, Selasa (19/11/2019) lalu. Bahkan, suporter Malaysia menyerang sampai di hotel tempat suporter Indonesia menginap di Kuala Lumpur.
"Kira-kira itu terjadi Rabu (20/11/2019) dini hari jam 02.00 waktu Kuala Lumpur. Mereka yang maju berjumlah sekitar 30 orang, tetapi masih ada yang menunggu di belakang sekitar 20-an orang lagi. Mereka melengkapi diri dengan helm dan balok," ujar koordinator La Grande Indonesia pada laga Malaysia versus Indonesia Ahmad Rizki Akrom ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Menurut Ahmad Rizki, dia dan teman-temannya yang sedang bercengkrama di area luar hotel saat kerumunan suporter Harimau Malaya tiba otomatis memberikan perlawanan. Ada sekitar 15 suporter Indonesia yang terlibat dalam perkelahian tersebut.
"Alhamdulillah teman-teman tidak ada yang luka berat. Hanya memar. Begini memang risiko tandang," katanya.
Bentrokan itu selesai setelah pihak kepolisian datang dan membubarkan keributan tersebut. Namun anehnya, polisi Malaysia, yang dalam kejadian itu menangkap seorang pendukung timnas Malaysia, juga menyalahkan suporter Indonesia.
"Polisi malah menyalahkan kami juga, kenapa nongkrong di luar," ucap Ahmad Rizki.
Terkait kelompok yang melakukan serangan, dia menyebut bahwa mereka merupakan komunitas suporter "casual' Malaysia. Kelompok casual ini sangat terpengaruh oleh kelompok suporter Inggris yang kerap membuat kerusuhan, Hooligans.
Dikatakan casual karena mereka kerap memerhatikan dandanan mereka ketika menyokong tim kesayangan. Komunitas casual biasanya tidak mengenakan atribut tim yang didukung saat berada di stadion dan sudah lama dikenal sebagai 'tukang bentrok' dengan suporter lawan.
Sebenarnya, lanjut Ahmad Rizki, intimidasi oknum suporter Malaysia sudah dilakukan sejak dua jam sebelum pertandingan Malaysia versus Indonesia dimulai. Akan tetapi, baru sebatas verbal.
Suporter Malaysia mulai melakukan tindakan provokatif berupa lemparan-lemparan benda ke arah suporter Indonesia ketika pertandingan dimulai di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Beberapa benda yang diarahkan ke suporter Indonesia seperti botol, besi dan suar (flare).
"Saya di sana ketika kami dilempar flare karena itu jatuh di tempat duduk LGI (La Grande Indonesia). Flare kedua datang lagi di sela pertandingan," ujar Ahmad.
Laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia Indonesia versus Malaysia pada Selasa (19/11/2019) di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, diwarnai insiden kericuhan suporter kedua tim.
Setelah kejadian itu, Polisi Diraja Malaysia menahan tiga suporter Indonesia. Mereka ditangkap dengan dugaan menyebarkan 'teror bom' di media sosial.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: