Adapun Member Relations Manager Alfa Mart, Ngarno Firdaus menambahkan mayoritas para pedagang telah menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip manajemen ritel modern, namun tidak mengetahui mengapa hal tersebut harus dilakukan. Salah satunya mengenai pentingnya pembukuan.
“Mayoritas para peserta tidak membuat catatan pembukuan. Jadi jika ditanya berapa besar keuntungan harian yang diperoleh, pada umumnya peserta tidak tahu,” ujarnya.
Padahal, jika memiliki catatan keuangan, selain pemilik warung dapat mengetahui berapa keuntungan yang dihasilkan, juga dapat meningkatkan penjualan.
“Karena berdasarkan catatan ini, nanti dapat dilihat produk apa yang nilai penjualannya paling tinggi, dan mana yang tidak. Lalu nanti dapat dikembangkan bagaimana cara mengoptimalkan barang-barang yang penjualannya rendah,” tambahnya.
Dalam pelatihan tersebut peserta juga diberikan pemahaman mengenai pentingnya menata barang agar menarik konsumen. “Bukan hanya menjaga kebersihan, pemilik warung harus segera mengisi barang yang cepat habis, agar jangan terjadi lost sales atau kehilangan potensi penjualan,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu peserta pelatihan, Hana (35 th) mengatakan antusias mengikuti pelatihan. Sebab, dirinya belum pernah mengikuti pelatihan ritel. Menurut wanita yang telah bergabung sejak 3 tahun lalu menjadi mitra pedagang Alfamart ini, setelah mengikuti pelatihan ritel dirinya mendapatkan banyak tambahan pengetahuan. Salah satunya mengenai aplikasi Alfamikro yang merupakan hal baru.
“Saya punya hp android tapi kebanyakan hanya digunakan untuk chat atau main medsos saja, tapi ternyata ada juga aplikasi yang bias membantu saya berjualan,bias milih produk apa yang kosong, lalu minta dikirim,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil