Pada 2020, para pelaku kejahatan siber yang bermotif finansial kemungkinan mulai menargetkan aplikasi investasi, sistem pemrosesan data keuangan online, dan mata uang kripto yang akan datang bersama dengan menyediakan akses berbayar ke infrastruktur bank dan mengembangkan perpanjangan malware mobile banking baru berdasarkan kode sumber yang bocor.
"Tahun ini telah jadi salah satu dari banyak perkembangan canggih. Seperti yang kami prediksi pada akhir 2018, muncul kelompok cyber criminal baru, seperti CopyPaste, serangan geografi baru oleh kelompok Silence, pelaku kejahatan siber mengalihkan fokus mereka ke data yang dapat menembus jalan pintas sistem anti-penipuan dalam serangannya."
"Data perilaku dan biometrik pun kini sedang dijual di pasar bawah tanah (underground)," ujar peneliti Kaspersky Yuriy Namestnikov dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/12/2019).
Baca Juga: Gawat! Korban Malware Finansial Meningkat, Berikut Saran dari Pakar Keamanan Siber
Ancaman siber finansial dianggap sebagai salah satu yang paling berbahaya karena dapat mengakibatkan kerugian finansial langsung bagi para korban. Para peneliti Kaspersky pun mengungkapkan beberapa prediksi penting mengenai potensi perkembangan lanskap ancaman finansial di 2020, yakni:
Fintech under attack
Aplikasi investasi seluler telah menjadi lebih populer di kalangan pengguna di seluruh dunia. Tren ini akan selalu dipantau oleh para aktor ancaman pada 2020. Tidak semua aplikasi tersebut menggunakan praktik keamanan terbaik, seperti otentikasi multi-faktor atau perlindungan koneksi aplikasi, yang memungkinkan para pelaku kejahatan siber menemukan cara potensial untuk menargetkan pengguna aplikasi semacam itu.
Trojan mobile banking baru
Penelitian dan pemantauan Kaspersky terhadap forum underground menunjukkan bahwa kode sumber dari beberapa Trojan perbankan seluler populer telah bocor ke domain publik. Kasus serupa yang pernah terjadi sebelumnya tentang kebocoran kode sumber malware (Zeus, SpyEye) menghasilkan peningkatan variasi baru pada Trojan ini. Di 2020, pola ini mungkin dapat terulang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: