Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hemat Ongkos Produksi, Kementan Dorong Perlakuan Benih Padi Sebelum Penanaman

Hemat Ongkos Produksi, Kementan Dorong Perlakuan Benih Padi Sebelum Penanaman Sawah | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengendalian hama atau Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tidak harus selalu dilakukan pada saat pertanaman sudah tumbuh. Akan tetapi bisa dilakukan juga pada benih padi sebelum ditanam.

Demikian dikatakan Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Balai Besar Peramalan OPT, Sendy pada kegiatan uji direct seed di lahan percobaan Balai Besar Peramalan OPT bersama Balai Besar Mekanisasi Pertanian di Karawang, kemarin, Rabu (11/12/2019).

Sendy menjelaskan, dengan melakukan perlakuan benih (seed treatment), kemunculan hama dan penyakit di lapangan dapat dikurangi serangannya. Penyakit yang terbawa benih ini dapat ditekan kemunculannya kalau benihnya diperlakukan terlebih dahulu.

Baca Juga: Kementan Jalin Kerja Sama dengan Arab Saudi, Mau Ekspor Beras

"Dengan melakukan deteksi dini, penangganan penyakit otomatis berkurang dan tidak perlu lagi membeli pestisida atau obat-obat kimia yang harganya mahal saat pertanaman," jelasnya. 

Salah satu seed treatment yang sedang diuji coba adalah iron coating. Kegiatan yang dilakukan bersama Balai Besar Mekanisasi Pertanian Balai Besar Mektan ini sebagai tindak lanjut hasil penelitian yang dilakukan di Jepang.

Penelitian yang dilakukan adalah benih padi yang dilapisi Fe (zat besi) terbukti menekan penyakit yang ditularkan melalui benih seperti bakteri hawar bibit (Burkholderia plantarii), bakteri busuk gabah (Burkholderia glumae), bakteri hawar daun jingga (Acidovorax avenae subsp avenae), penyakit Bakanae (Gibberella fujikuroi), bintik cokelat (Cochliobolus miyabeanus), dan blas (Pyricularia grisea).

Pelapisan Fe juga menekan viabilitas nematoda Aphelenchoides besseyi dalam biji dan menekan terjadinya gejala penyakit. Selain dapat menekan serangan penyakit terbawa benih, pelapisan menggunakan Fe juga dapat menekan serangan burung pipit saat benih ditabur ke lahan.

 

Di tempat yang sama, Joko, Perekayasa Madya Balai Besar Mektan, menjelaskan, iron coating adalah benih pra-kecambah yang digranulasi menggunakan campuran bubuk Fe tereduksi dan gipsum terkalsinasi.

Serbuk Fe pada permukaan benih dioksidasi menghasilkan karat, yang berfungsi sebagai pengikat untuk pembentukan lapisan keras lapisan. Biji yang dilapisi Fe kering dapat disiapkan secara manual atau mekanis dalam jumlah besar dan disimpan lebih dari satu tahun pada suhu kamar.

Baca Juga: Penguatan Pertanian Era Industri 4.0 Butuh Dukungan Milenial

Hasil uji direct seed yang dilakukan di Balai Besar Peramalan OPT dengan menggunakan transplanter sitem tanam benih langsung untuk 1 hektare membutuhkan waktu 3,67 Jam dengan jumlah kebutuhan benih 37,22 kg per ha.

"Kapasitas waktu kerja alat tanam dipengaruhi oleh keadaan lahan, bila lahan terlalu tergenang makan laju alat tanam akan semakin lambat dan membutuhkan waktu yang lebih lama," tutur Joko.

Jika uji coba ini berhasil dan memuaskan secepatnya Kementan akan menyebarluaskan hasilnya untuk diujicobakan ke Balai Pengajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini untuk mendorong terwujudnya pertanian modern dan turut andil menekan biaya produksi yang selama ini memberatkan para petani.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: