Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OMG! Dampak Banjir, Pengusaha Ritel Rugi hingga Rp1 Triliun

OMG! Dampak Banjir, Pengusaha Ritel Rugi hingga Rp1 Triliun Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banjir yang terjadi di sejumlah kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) pada awal tahun 2020, membuat kerugian besar bagi pengusaha ritel. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey, menyebut kerugian akibat banjir mencapai Rp1 triliun.

Kerugian itu berdasarkan perhitungan sementara jumlah toko yang tutup akibat banjir dengan jumlah penduduk yang terdampak banjir. Serta dengan memperhitungkan rata-rata pengeluaran masyarakat pada akhir tahun.

"Potensi kerugian akibat tidak adanya transaksi karena toko tutup akibat banjir," ujar Roy kepada Okezone, Jakarta, Sabtu (4/1/2020).

Baca Juga: Anies, Tito Karnavian, Kang Emil, dan WH Bakal Merapat ke Senayan, Ngapain?

Menurutnya, untuk wilayah Jakarta tercatat 300 toko ritel yang tutup, itu hanya ritel yang tergabung dalam Aprindo. Sementara jumlah masrakat yang terdampak banjir tercatat mencapai 32.000 orang.

Roy menyatakan, jika konsumsi per orang saja biasanya Rp100.000 pada malam tahun baru, maka potensi kerugian mendekati Rp1 triliun.

"Berarti kan 32.000 orang ini kalau transaksi saja minimal Rp100 ribu dan 300 toko tutup, potensi kerugiannya itu kan hampir Rp1 tiliun," jelasnya.

Baca Juga: Bisnis Ini Kebanjiran Pesanan Saat Bencana Banjir Melanda, Order Bisa Naik hingga 75%!

Dia mengatakan, nilai kerugian itu dapat bertambah signifikan kedepannya. Lantaran, nilai tersebut belum memperhitungkan kerugian pada ritel-ritel yang ada di dalam mal di wilayah Jakarta.

Banjir mungkin tak membuat mal tutup karena tak masuk ke dalam gedung, namun jalan akses menuju mal yang terendam banjir menghalangi konsumen. Masayrakat lebih memilih mengurungkan niat pergi mal karena sebagian besar jalan terendam.

"Artinya meskipun mal buka tapi tidak ada pembelian di toko-toko ritel dalam mal itu," katanya.

Selain itu, nilai kerugian juga akan muncul akibat perlunya renovasi toko usai banjir, barang-barang toko khususnya elektronik yang rusak, produk-produk yang terbuang karena rusak, serta kerugian akibat harus kembali mengisi pasokan produk di toko.

"Jadi nilai kerugian bisa bertambah signifikan melebihi nilai Rp1 triliun itu," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: