Masyarakat Timur Tengah Gak Mau AS Masih Ada di Kawasan, Iran Tegas Mendukung!
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan masyarakat di Timur Tengah menginginkan Amerika Serikat (AS) hengkang dari kawasan tersebut. Menurutnya, masyarakat di sana sangat marah dengan keberadaan Washington.
"AS harus menyadari kenyataan bahwa orang-orang di kawasan ini sangat marah, bahwa masyarakat di kawasan ini menginginkan AS hengkang, dan AS tidak bisa bertahan di kawasan ini," kata Zarif dalam petikan wawancaranya dengan CNN, yang diunggah melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (9/1/2020).
Wawancara itu dilakukan sebelum Iran melancarkan serangan misil ke basis militer AS di pangkalan Ain al-Asad dan Erbil, Irak, pada Rabu (8/1/2020). Dalam wawancara tersebut, reporter CNN bertanya kepada Zarif tentang apakah dia berpikir Iran dapat melancarkan serangan ke AS dari berbagai titik.
Baca Juga: Daftar Situs Budaya Iran yang Nasibnya Terancam Jika Dibombardir AS
Pertanyaan itu diajukan karena Iran mengontrol sejumlah kelompok milisi dan banyak pasukan di Timur Tengah. "Tidak, kami memiliki masyarakat di pihak kami di kawasan ini. Itu jauh lebih penting," ujar Zarif.
Zarif pun menyinggung tentang peralatan militer canggih Washington yang menyedot dana hingga mencapai 2 triliun dolar AS.
"Peralatan militer yang bagus tidak mengatur dunia. Rakyat yang mengatur dunia," ucapnya.
Baca Juga: Menlu Retno Sudah Sampaikan Pesan ke Dubes AS dan Iran, Isinya Itu...
Dia menilai Trump telah mengonsumsi informasi keliru. "Dia harus sadar dan meminta maaf. Dia harus mengubah arah. Dia tak bisa menambah kesalahan di atas kesalahan lain. Dia hanya membuatnya lebih buruk untuk Amerika," ujar Zarif.
Pada Rabu lalu, Garda Revolusi Iran meluncurkan puluhan misil ke pangkalan udara Ain al-Asad di Irak. Pangkalan tersebut merupakan fasilitas yang dioperasikan bersama oleh pasukan Irak dan AS.
Garda Revolusi Iran menyebut serangan ke Pangkalan Ain al-Asad hanya permulaan dari serangkaian balas dendam atas dibunuhnya Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh AS. Iran tak menetapkan batas waktu kapan serangan akan dihentikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: