Namun, tidak menutup kemungkinan permintaan akan terus bertambah dari negara lain, seperti China yang menggemari produk rajungan dalam kondisi hidup, segar atau dingin. Sementara Jepang banyak membeli produk rajungan yang diolah atau diawetkan tidak dalam kemasan kedap udara.
"Potensi pasar rajungan sangat luas, maka dari itu kami ingin terus meningkatkan produk komoditas rajungan dalam negeri," kata Agus.
Agus berharap, komoditas rajungan mampu memberikan kontribusi besar terhadap target ekspor produk perikanan 2020 sebesar US$6,47 miliar. Salah satu yang menjadi andalan ekspor adalah rajungan. Untuk itu, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan produktivitas, termasuk mutu produk rajungan.
Baca Juga: Amerika Enggak Bisa Makan Kepiting Rajungan Tanpa Indonesia, Kata Pendiri Startup Ini
Berbagai upaya yang dilakukan, di antaranya pembinaan mutu bagi supplier, pembinaan mutu bagi UPI skala menengah besar, serta peningkatan kinerja UPI skala mikro besar dalam pengelolaan lingkungan.
Upaya pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal PDSPKP-KKP untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan bahan baku UPI di dalam negeri dan industri pengolahan ikan yang bermutu sesuai SNI.
Agus berharap pembinaan tersebut dapat meningkatkan sistem jaminan mutu pada tingkat nelayan, pengumpul, dan pemasok bahan baku. Pencatatan rinci dalam proses pengumpulan hingga pengolahan bahan baku juga diharapkan bisa memberi kepercayaan bagi konsumen.
"Ketelusuran ini mendorong terciptanya kepercayaan konsumen bahwa bahan baku yang diperoleh dan diproses berasal dari budi daya dan wilayah perairan tangkap yang aman dan tidak tercemar," kata Agus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: