Khawatir Wabah Korona Makin Menyebar, Pemerintah Putuskan Isolasi Wuhan
Pemerintah China memutuskan mengisolasi Kota Wuhan, Provinsi Hubei, kemarin. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran wabah virus korona yang dapat menimbulkan pneumonia. Sebagai dampak isolasi, festival tahunan musim semi ditunda dan warga Wuhan yang mencapai 8,9 juta dilarang berkumpul di area umum.
Keputusan mengisolasi Wuhan harus diambil karena penyebaran wabah pneumonia terbilang sangat cepat. Seperti di lansir Xinhua, jumlah pasien yang terjangkit virus korona kini mencapai 440 pasien di 13 provinsi,149 diantaranya terinfeksi hanya dalam 24 jam. Korban meninggal pun terus bertambah, yakni mencapai 9 orang. Selain itu sebanyak 1.394 orang juga kini harus rutin kontrol.
Kekhawatiran itu kian menguat terkait kemungkinan virus tersebut bermutasi sehingga penyebarannya akan kian mudah. Apalagi saat ini arus pergerakan orang di China sedang mencapai puncaknya karena menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. “Jangan pergi ke Wuhan! Bagi masyarakat yang sudah berada di Wuhan, kami mohon jangan keluar dari sana,” ujar Wakil Menteri Komisi Kesehatan China, Li Bin, seperti dikutip BBC.
Baca Juga: Akibat Virus Korona, Sudah 17 Orang Meninggal Dunia di China
Menindak lanjuti isolasi ini, Wali Kota Wuhan, Zhou Xian wang, memerintahkan pengetatan semua akses ke kota tersebut. Wuhan juga telah memasang 335 termometer inframerah di bandara, stasiun kereta api, terminal bus, dan pelabuhan. Pengunjung dengan suhu tubuh tinggi disertai gejala yang menyerupai pneumonia akan ditangani langsung dokter spesialis. Perjalanannya akan dibatalkan, dijadwal ulang, dan ongkosnya dikembalikan.
Wakil Direktur Komisi Kesehatan Wuhan, He Houpeng, mengatakan Pemerintah China akan menambal biaya kesehatan seluruh pasien pneumonia yang melampaui batas asuransi. Sebanyak tiga rumah sakit di Wuhan telah mengalokasikan 800 kamar bagi pasien pneumonia, sedangkan fasilitas lainnya 1.200 kamar baru.
Operator lalu lintas juga akan mengawasi dan memeriksa setiap kendaraan yang memasuki atau keluar dari Wuhan, terutama mobil yang mengangkut hewan ternak atau hewan liar. Begitu pun dengan pasar seafood, supermarket, dan restoran. Kendaraan umum juga wajib menjalani sterilisasi dan ventilasi setiap hari.
Hingga kemarin, apa penyebab munculnya virus korona yang menyebabkan pneumonia masih tanda tanya. Namun ahli penyakit pernapasan terkemuka China, Zhong Nanshan, yang juga anggota Chinese Academy of Engineering meyakini sumber virus dari hewan liar.
Gagasan itu di dukung penuh Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Gao Fu, yang mengamati kasus ini sejak awal. “Kami memiliki cukup bukti virus ini berasal dari hewan liar yang dijual di pasar seafood di Wuhan,” ujar Gao Fu seperti dilansir Daily China.
“Kami juga mengidentifikasi virus korona baru di sana. Namun, kami tidak tahu hewan mana yang menjadi sumber virus tersebut karena kami memerlukan penelitian lebih jauh,” tambahnya.
Baca Juga: Bermutasi, Kini Virus Korona Sudah Tewaskan 9 Warga China
Berdasarkan penelitian gabungan antara Akademi Ilmu Pengetahuan China, Universitas Shanghai Jiao Tong, Institut Farmakologi dan Toksikologi Beijing, dan Universitas Kesehatan Guangzhou, sumber virus itu berasal dari kelelawar. Secara genetik, virus korona tersebut lebih mirip dengan SARS dari pada dengan virus MERS.
“Sumber aslinya dari kelelawar, tapi perantaranya sebelum menjangkiti manusia bisa saja hewan yang lain,” demikian bunyi jurnal penelitian itu. “Mekanisme penularannya mirip dengan SARS, yakni menginfeksi sel-sel saluran pernapasan. Namun, infeksinya lebih rendah bila dibandingkan dengan SARS dan strukturnya lebih sederhana,” imbuhnya.
Anggota Chinese Academy of Engineering lainnya, Yuan Guo yong, juga mengatakan virus korona ini baru dan berbeda dengan SARS meski masih satu keluarga. Sebab kondisi klinis dan infeksinya berbeda. Karena itu wabah virus ini dapat menyebar dengan luas sekalipun China memperkuat sistem pencegahan sejak terjadi wabah SARS.
Antisipasi Bandara
VP of Corporate Communications PT Angkasa Pura II Yado Yarismano menandaskan, langkah aktif ini harus diambil karena bandara berperan cukup vital dalam menangkal masuknya virus korona. “Karena itu PT Angkasa Pura II dan KKP yang berada di bawah Kementerian Kesehatan memperketat peng awasan, khususnya terhadap penumpang rute internasional yang baru tiba,” sebutnya.
Peningkatan pengawasan tersebut diantaranya dilakukan di bandara-bandara PT Angkasa Pura II, termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta juga telah menerbitkan edaran (SE) terkait pencegahan masuknya virus korona ke Indonesia.
Dalam SE tersebut, KKP Soekarno-Hatta juga memberikan imbauan kepada maskapai yang melayani penerbangan langsung maupun transit dari Tiongkok dan HongKong untuk segera menyampaikan dokumen kesehatan berupa gendec dan manifes penumpang sesaat setelah mendarat kepada petugas kesehatan di pos kesehatan KKP terminal penerbangan internasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: