Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Tolak Bantuan AS Atasi Virus Corona

China Tolak Bantuan AS Atasi Virus Corona Kredit Foto: Business Insider/Ruobing Su
Warta Ekonomi, Washington -

Menteri Kesehatan Amerika Serikat (AS), Alex Azar, mengatakan China telah menolak tawaran Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika untuk membantu menangani wabah virus Corona Wuhan.

Dalam sebuah konferensi pers, Azar mengatakan, China telah menolak tawaran AS untuk mengirim pejabat CDC ke negara itu. Tawaran itu pertama kali dilontarkan pada 6 Januari. AS pun mendesak China untuk lebih bersikap transparan ketika penyakit itu menyebar.

"Ini adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama, dan kami membutuhkan petugas kesehatan masyarakat terbaik di dunia saat ini (untuk merespons)," kata Azar seperti dikutip dari Fox News, Rabu (29/1/2020).

Baca Juga: WHO Yakin China Bisa Atasi Virus Corona

Namun, Azar mencatat, respons China secara keseluruhan sangat signifikan lebih baik bila dibandingkan dengan respons mereka selama wabah mematikan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) pada 2002-2003. Pada saat itu, China dituduh menutupi wabah, yang tidak diumumkan kepada publik sampai sekitar lima bulan setelah terjadi.

Selama konferensi pers, Azar juga mencatat bahwa negara itu dengan cepat membuat urutan genetik virus tersedia bagi para ilmuwan, akhirnya memimpin CDC untuk membuat tes diagnostik cepat dalam waktu seminggu.

Virus Corona Wuhan, yang mirip flu, telah menyebar ke luar negeri. Di China sendiri virus ini telah menewaskan 106 orang dan mayoritas korban berasal dari Wuhan, tempat virus itu pertama kali muncul bulan lalu. Diduga satwa liar yang diperdagangkan menjadi pengantar virus.

Ketakutan juga meningkat di seluruh dunia bahwa virus sedang ditransmisikan secara lokal. Tiga kasus terpisah dilaporkan di Jerman, Jepang dan Taiwan tentang pria yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China yang jatuh sakit setelah kontak dengan orang yang terinfeksi seperti disitir dari Strait Times.

Lebih dari 60 orang di 17 negara dan teritori di luar daratan China menderita virus ini, termasuk kasus baru di Kamboja, Sri Lanka, dan Jerman. Thailand sejauh ini mencatat jumlah infeksi tertinggi di luar China dengan 14 pasien.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: