Tesla telah membuktikan bahwa perusahaan ini dapat mengambil alih pasar sedan premium, mengalahkan para pesaingnya, seperti Mercedes, Lexus, dan BMW seri 6 dan 7 dengan Model S, dengan harga mulai US$75.000.
Kamis pekan lalu, pabrikan mobil listrik Amerika Serikat ini membukukan kuartal kedua berturut-turut dengan posisi menguntungkan, menambahkan satu miliar lagi ke UU$6,2 miliar dalam cadangan tunai.
Keuntungan itu sebagian besar berkat penjualan Tesla Model 3 di luar negeri. Meski pertumbuhan penjualan AS melambat, hampir setengah dari 300.000 unit dikirim ke Eropa dan China pada 2019.
Baca Juga: Bos Tesla Ogah Rilis Motor Listrik, Alasannya. . .
Setelah bertahun-tahun bangkrut, Tesla membukukan laba yang lebih konsisten, dapat memotong biaya dan meningkatkan pendapatan. Saham Tesla naik 12 persen dalam perdagangan hari itu. Jauh melampaui ekspektasi analis setelah dua tahun kinerja.
Seperti yang diklaim Tesla, 2019 adalah titik balik. Perusahaan ini memasuki fase produksi massal. Model X dan Model S yang asli tak lagi begitu penting karena Tesla melengkapi diri untuk menjadi pembuat mobil global.
Menurut catatan Wedbush, tahun ini Tesla mampu mengirimkan 500.000 unit kendaraan. Kebanyakan jenis sedan Model 3 dan crossover Model Y. Dan pada 2021, perusahaan yang berbasis di California ini akan mengirimkan 1 juta unit kendaraan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: