Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabar Baik untuk Peminat Mobil Listrik, Harga Tesla Kini Lebih Murah

Kabar Baik untuk Peminat Mobil Listrik, Harga Tesla Kini Lebih Murah Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penggemar otomotif akan memasuki dunia di mana Tesla menjadi mobil listrik dengan harga lebih murah, meski bukan yang termurah. Gelar termurah menjadi milik Chevy Bolt, Nissan Leaf, Hyundai Ioniq, dan lainnya yang dijual di kisaran US$35.000.

"Tesla mungkin segera punya segmen pasar yang didambakan," kata analis di perusahaan riset mobil Edmunds, seperti dikutip Quartz, Kamis (30/1/2020).

"Tesla mendapat sedikit keberuntungan karena pasar berkembang di sekitar mereka tidak terencana. Model Y mungkin meluncur tepat di sweet spot untuk pasar crossover EV," kata Jessica Caldwell, Direktur Eksekutif Wawasan di Edmunds.

Baca Juga: Elon Musk Buat Tesla Versi China, Harganya Murah Abis

"Tesla punya merek yang lebih bergengsi ketimbang mobil hibrida arus utama. Tetapi harganya jauh lebih murah daripada pesaing mewah lainnya," sambungnya.

Jadi, Tesla dapat menemukan dirinya dalam situasi Goldilocks, di mana ekonomi tumbuh moderat. Rival Tesla masih terlalu mahal. Sementara pesaing tingkat pemula tidak cukup menarik.

Harga rata-rata Audi eTron mewah US$75.524, Jaguar iPace US$77.109. Mobil listrik standar seperti Baut Chevy dijual sekitar US$38.000. Bahkan penawaran termurah, Nissan Leaf dibanderol US$32.000.

Sementara saat ini Tesla Model 3 dijual seharga US$35.000 (untuk pesanan khusus) dan Model Y mulai dari US$48.000, varian standarnya US$39.000. Pada harga itu, produsen-produsen mobil mewah akan merasakan kesulitan dan penawaran yang lebih murah diabaikan.

Tesla telah membuktikan bahwa perusahaan ini dapat mengambil alih pasar sedan premium, mengalahkan para pesaingnya, seperti Mercedes, Lexus, dan BMW seri 6 dan 7 dengan Model S, dengan harga mulai US$75.000.

Kamis pekan lalu, pabrikan mobil listrik Amerika Serikat ini membukukan kuartal kedua berturut-turut dengan posisi menguntungkan, menambahkan satu miliar lagi ke UU$6,2 miliar dalam cadangan tunai.

Keuntungan itu sebagian besar berkat penjualan Tesla Model 3 di luar negeri. Meski pertumbuhan penjualan AS melambat, hampir setengah dari 300.000 unit dikirim ke Eropa dan China pada 2019.

Baca Juga: Bos Tesla Ogah Rilis Motor Listrik, Alasannya. . .

Setelah bertahun-tahun bangkrut, Tesla membukukan laba yang lebih konsisten, dapat memotong biaya dan meningkatkan pendapatan. Saham Tesla naik 12 persen dalam perdagangan hari itu. Jauh melampaui ekspektasi analis setelah dua tahun kinerja.

Seperti yang diklaim Tesla, 2019 adalah titik balik. Perusahaan ini memasuki fase produksi massal. Model X dan Model S yang asli tak lagi begitu penting karena Tesla melengkapi diri untuk menjadi pembuat mobil global.

Menurut catatan Wedbush, tahun ini Tesla mampu mengirimkan 500.000 unit kendaraan. Kebanyakan jenis sedan Model 3 dan crossover Model Y. Dan pada 2021, perusahaan yang berbasis di California ini akan mengirimkan 1 juta unit kendaraan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: