Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Gas Industri Turun, PGN Bisa Buntung

Harga Gas Industri Turun, PGN Bisa Buntung Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melakukan pengecekan rutin mencegah kebocoran dengan menggunakan alat Lasermethane di Area Regulating Metering Offtake Sutami Tanjung Bintang, Lampung Selatan, Lampung, Selasa (20/112018). Area Metering Offtake Sutami merupakan stasiun penyalur pasokan gas dari Stasiun Transmisi Sumatera-Jawa Labuhan Maringgai untuk di salurkan pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Tarahan dan Sutami Lampung Selatan serta pelanggan Gas rumah tangga dan Industri di Bandar Lampung. | Kredit Foto: Antara/Ardiansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Perusahaan Gas Negara Tbk, (PGN) diminta untuk menurunkan harga gas industri. Hal tersebut dikatakan Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Menurutnya, desakan untuk menurunkan harga gas industri diprediksi bisa mempengaruhi kinerja perusahan plat merah tersebut.

"Salah satu dampak negatif dari kebijakan ini (penuruhan harga gas, red) adalah dampaknya terhadap PGN yang menjadi supplier dari gas ini." katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Baca Juga: H+2 Arcandra Tahar Komandoi PGN, Saham PGAS Bikin Investor Mupeng!

Baca Juga: Good Job! Arcandra Tahar Jadi Komisaris Utama, Ini Lho Pasukan Baru PGN!

Lanjutnya, ia mengatakan, adanya kebijakan ini akan mengakibatkan keuntungan dari PGN akan cenderung tergerus dan berdampak pada penilaian eksternal. 

"Namun, tergerusnya keuntungan PGN diperkirakan tidak akan berdampak pada kepercayaan investor pada perusahaan di Indonesia, mengingat model bisnis PGN yang cenderung berbeda dibanding perusahaan manufaktur swasta lainnya," jelasnya.

Lebih lanjut, menurut dia, model bisnis berbeda yang dimaksud adalah dari sisi bagaimana harga dan kuantitas produk yang dijual cenderung bergantung pada kebijakan pemerintah. 

"Berbeda dengan model bisnis pada industri manufaktur pada umumnya di mana harga dan kuantitas pada umumnya mengacu pada mekanisme pasar," sambungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: