Joko Widodo (Jokowi) mendorong adanya hilirisasi produk riset dan inovasi dalam negeri. Apalagi sejumlah produk unggulan yang memanfaatkan teknologi terkini ternyata mampu dihasilkan oleh industri dalam negeri.
"Industri nasional kita ternyata telah mampu membuat berbagai produk dengan teknologi unggulan. Semuanya dari dalam negeri di antaranya drone MALE Elang Hitam, ini kolaborasi antara BPPT, BUMN, TNI, dan Kementerian Pertahanan. Kemudian katalis Merah Putih, ini bahan konversi CPO ke bahan bakar nabati yang dikembangkan ITB dan Pertamina yang juga sudah saya lihat," ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Baca Juga: Jokowi Direncanakan Bakal Lantik Pengurus DPP PBB Periode 2019-2024
Dia mengatakan produksi produk-produk unggulan tersebut tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri. Pasalnya pengembangan teknologi tersebut memerlukan dukungan pendanaan riset yang memadai agar dapat menghasilkan produk akhir dengan kualitas unggul.
"Hal ini membutuhkan bukan hanya konsolidasi anggaran riset bersumber dari APBN, tapi juga perlu dorongan pendanaan riset dari BUMN maupun sektor swasta," tuturnya.
Selain itu juga Jokowi menilai diperlukan peta jalan yang jelas mengenai tahapan riset hingga produksi massal. Hal ini untuk mendukung penelitian terhadap produk-produk unggulan yang dapat dihasilkan.
"Hasil riset yang dihasilkan di lembaga-lembaga riset dan universitas harus tersambung dengan dunia industri sehingga bisa diproduksi secara massal dan segera dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat dan dunia usaha," ujarnya.
Maka dari itu Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta dilakukannya perbaikan besar-besaran dalam ekosistem hilirisasi hasil riset dan inovasi dalam negeri. Dia menegaskan jangan adala lagi hambatan birokrasi terhadap implementasi hasil-hasil riset dan inovasi anak bangsa.
"Begitu pula hambatan investasi dalam pengembangan industri produk-produk teknologi unggulan dalam negeri yang harus dipangkas, dibuka lebar, jangan justru dipersulit," tuturnya.
Jokowi juga menekankan bahwa pengembangan produk sebagai hasil dari riset dan inovasi harus diarahkan agar terintegrasi dengan rantai pasok nasional maupun global. Untuk itu, diperlukan strategi bisnis dalam industri nasional kita yang mampu menghubungkan mulai dari industri hulu sampai industri hilirnya.
"Misalnya tujuh jenis katalis yang saat ini dikembangkan ITB bersama Pertamina harus disambung dengan industri hilirnya seperti oleochemical, industri pupuk, maupun industri pengolahan bahan bakar nabati. Semua harus disambungkan dengan industri hilirnya sehingga produk industri itu menjadi kompetitif," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: