Virus corona jenis baru yang dinamakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China pada akhir Desember tahun lalu. Penasihat senior medis pemerintah Zhong Nanshan sebelumnya mengatakan wabah virus corona diharapkan dapat berakhir dalam satu atau dua bulan ke depan, seiring datangnya musim semi di sejumlah negara di dunia.
Virus corona diperkirakan akan mencapai puncak pada akhir bulan ini di daratan China dan perlahan bergerak menurun. Meski demikian, prediksi tersebut masih diragukan oleh sejumlah ahli yang menilai virus bisa berlanjut dan tak bersifat musiman.
Baca Juga: Ganas! 1.716 Staf Medis Terinfeksi Corona, 6 Orang Meninggal
Seorang ahli penyakit menular bernama William Schaffner mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahuinya dan saat ini para ilmuwan masih berupaya memahami dengan jelas tentang Covid-19. Ia mencontohkan seperti virus influenza (flu) yang cenderung berlangsung musiman di Amerika Serikat (AS), namun di negara lainnya ini bisa terjadi sepanjang tahun.
Bahkan, menurutnya para ilmuwan belum sepenuhnya memahami mengapa bisa demikian, meski flu telah dipelajari selama bertahun-tahun. Setidaknya ada empat virus corona yang bersifat musiman selama ini diketahui. Namun, alasan mengapa dapat demikian masih menjadi misteri, seperti halnya banyak penyakit penular.
Seperti wabah sindrom pernapasan akut (SARS) pada 2002-2003 yang menewaskan hampir 800 jiwa pada saat itu. Wabah berakhir pada musim panas, tetapi sebuah laporan pada 2004 mengatakan tentang SARS yang terjadi secara musiman, namun tidak memberikan alasan yang jelas mengapa itu dapat terjadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: