Bank milik Chairul Tanjung (CT), PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) sepanjang tahun 2019 lalu berhasil membukukan keuntungan atau laba bersih Rp2 triliun atau tumbuh sebesar 25% jika dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun.
Kemudian, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp2,5 triliun atau tumbuh sebesar 25% jika dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2 triliun dan dan berada diatas pertumbuhan industri, yaitu sebesar 7%.
“Di tengah kondisi perekonomian yang cukup menantang kinerja Bank Mega tumbuh menggembirakan dan berhasil melampaui target bisnis yang telah ditetapkan dan berada di atas rata-rata pertumbuhan industri,”kata Direktur Utama Kostaman Thayib dalam paparan publik, di Jakarta, Kamis (5/4/2020).
Baca Juga: Begini Cara Bank Mega Buat Nasabah Rajin Menabung
Pada tahun 2019, kredit Bank Mega juga tumbuh sebesar 25% menjadi Rp53 triliun dari periode yang sama pada tahun 2018 sebesar Rp42 triliun. Pertumbuhan ini tercatat diatas rata-rata industri perbankan sebesar 6%. Pendorong utama pertumbuhan kredit Bank Mega adalah kredit korporasi yang menempati porsi terbesar atau 44% dari total kredit Bank Mega, disusul oleh joint-financing sebesar 29% dan kartu kredit sebesar 15%.
Kredit korporasi juga memiliki pertumbuhan terbesar dibanding segmen lainnya sebesar 51.27% menjadi Rp23,19 triliun dari Rp15,33 triliun pada tahun 2018. Sementara itu, kredit joint-financing tumbuh 14,37% menjadi Rp15,36 triliun dari Rp13,43 triliun pada periode yang sama tahun 2018. Kredit Retail dan Komersial tumbuh 14,06% menjadi Rp6,65 triliun dari Rp5,83 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: OJK Pede Pertumbuhan Kredit Perbankan Lampaui RBB 2020
Kinerja kartu kredit Bank Mega pada tahun 2019 juga mengalami pertumbuhan sebesar 2.23% dibanding pencapaian tahun sebelumnya, yaitu menjadi Rp7,88 triliun dari Rp7,71 triliun.
Pada tahun 2019, Dana Pihak Ketiga Bank Mega tumbuh 20% menjadi Rp73 triliun dari Rp61 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meski secara komposisi masih didominasi oleh Deposito, tetapi Tabungan tumbuh 5.93% jika dibanding dengan tahun sebelumnya menjadi Rp12,50 triliun dari Rp11,80 triliun.
Pertumbuhan bisnis tersebut juga menjadikan kinerja operasional tumbuh positif. Pendapatan operasional bersih meningkat sebesar 30.53% dari Rp1,95 triliun menjadi Rp2,55 triliun. Sementara pendapatan bunga bersih tercatat naik sebesar 1.98% menjadi sebesar Rp3,58 triliun dari sebelumnya sebesar Rp3,51 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: