Kacau Balau! Corona Bikin Pendapatan Aplikator Taksi Online Ini Anjlok Hingga Rp265 M
Uber Technologies Inc memperkirakan biaya penurunan nilai hingga US$2,2 miliar (sekitar Rp34,3 T) pada kuartal pertama 2020, akibat wabah corona.
Selain itu, pendapatan aplikator taksi daring itu juga anjlok senilai US$17 juta (sekitar Rp265 miliar), menjadi US$22 juta (sekitar Rp343 miliar) pada periode yang sama.
Bahkan, Uber menarik kembali perkiraan pemesanan kotor, pendapatan bersih disesuaikan, hingga EBITDA disesuaikan karena pandemi. "Inisiatif untuk menangani corona, termasuk bantuan keuangan untuk pengemudi dan kurir, akan diperhitungkan dalam pendapatan kuartal pertama dan kedua," kata perusahaan, dilansir dariĀ Reuters, Jumat (17/4/2020).
Baca Juga: Dianggap Berbahaya, Deretan Negara dan Perusahaan Ini Boikot Aplikasi Konferensi Video 'Zoom'
Tak cuma itu, Uber memproyeksi penurunan pendapatan GAAP sekitar US$60 juta-US$80 juta (sekitar Rp935,4 miliar-Rp1,2 T) pada kuartal kedua 2020.
Perusahaan itu menambahkan, "biaya penurunan nilai akan bertentangan dengan nilai tercatat dari sejumlah investasi ekuitas minoritas kami."
Investasi pun akan dikurangi dengan kisaran sekitar US$1,9 miliar-US$2,2 miliar selama kuartal pertama ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: