Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pimpin Bisnis saat Perang Dagang AS-China, Curhatan Bos Huawei Menohok: Aku Hanya Seorang 'Boneka'

Pimpin Bisnis saat Perang Dagang AS-China, Curhatan Bos Huawei Menohok: Aku Hanya Seorang 'Boneka' Kredit Foto: Business Insider
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dua negara adikuasa yang terlibat dalam perang dagang, yakni Amerika Serikat (AS) dan China memosisikan raksasa teknologi Huawei Technologies dalam posisi sulit. Pendiri Huawei, Ren Zhengfei, mengutarakan harapannya bahwa publik saat ini harus mulai berpikir untuk masa depan dan dunia. 

Dilansir dari South China Morning Post, keinginan sederhana itu tidak terlepas dari berbagai rentetan serangan AS terhadap Huawei pada tahun 2019 lalu yang akhirnya memaksa Ren untuk melangkah keluar dari balik layar guna membela perusahaan yang ia dirikan itu. 

Baca Juga: Tapak Tilas 18 Tahun Kiprah Perusahaan Milik Tomy Winata di Pasar Modal: SCBD Pamit Undur Diri

"Aku hanya orang tua. Apa gunanya mengingat saya? Orang-orang harus lebih memikirkan masa depan dan dunia. Harapan terbesarku adalah minum kopi di kafe tanpa disadari," pungkas Ren, dilansir pada Senin (20/04/2020).

Sebagai pengingat, pada Mei 2019 lalu, Washington memasukkan Huawei bersama dengan 68 perusahaan afiliasinya yang berada di luar AS ke dalam daftar hitam dengan tuduhan mengancam keamanan nasional AS. Atas tudingan itu, Donald Trump terus mendesak sekutunya di Eropa untuk menyingkirkan Huawei dalam rencana pengembangan jaringan seluler 5G

Baca Juga: Cerita Ren Zhengfei Bangun Huawei: Modal Jutaan, Kini Jadi Perusahaan Bernilai Ribuan Triliun!!

Di tengah berbagai serangan yang diarahkan ke Huawei, Ren cenderung bersikap tetutup dengan beraksi di balik layar. Meski begitu, karyawan Huawei menilai bahwa Ren merupakan sosok pemimpin yang pasti, pemimpin spiritual di Huawei. Seakan bersikap rendah hati, Ren menampik penilaian tersebut dengan lantang mengatakan bahwa dirinya hanya seorang pemimpin 'boneka'.

"Saya bukan pemimpin spiritual Huawei. Saya seorang pemimpin 'boneka'. Saya hanya memainkan peran simbolis, seperti idola tanah liar di kuil. Tanpa itu, kuil akan terlihat kosong. Tetapi sebenarnya, sang idola tidak benar-benar melakukan apa-apa. Apakah iya atau tidak, saya di Huawei tidak memiliki dampak nyata," tegas Ren.

Baca Juga: Penjualan Global Masih Tersendat, Bos Huawei: Kami Mau 'Jual' Layanan Google di Toko Aplikasi

Ren menilai, kontribusinya dalam Huawei lebih kepada hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ilmiah dan kesinambungan produksi. Hal itulah yang kemudian menjadi salah satu membuat dirinya jarang tampil di muka umum, baik untuk melakukan wawancara maupun untuk mempromosikan produk Huawei.

"Bertahan hidup bukan hanya tentang berbicara (di hadapan publik). Ini menyangkut banyak masalah besar, jadi sata menaruh banyak perhatian pada urusan internal. Kontribusi utama saya adalah membantu menjaga kekuatan perusahaan selama masa-masa sulit," sambung Ren.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: