Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hitung-hitungan Ahli Kesehatan: Kasus Covid-19 Surut 3 Bulan Lagi

Hitung-hitungan Ahli Kesehatan: Kasus Covid-19 Surut 3 Bulan Lagi Kredit Foto: Reuters/Lucas Jackson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jumlah penderita virus corona atau Covid-19 terus meningkat tajam. Data per 19 April 2020, mencatat ada 6.575 jumlah pasien positif corona, sementara korban meninggal capai 535 jiwa. Lalu, bagaimana estimasi para ahli, kapan kasus virus corona di Indonesia akan berakhir?

Kepala Departemen Epidemiologi FKM UI, Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono menyebut, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) memprediksi, bila dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kasus virus corona di Indonesia kemungkinan bisa mencapai 500 ribu, namun menurutnya, angka itu kelebihan.

"Estimasi yang dilakukan oleh FKM UI bila dilakukan social distancing atau PSBB itu di angka sedang dan social distancing berat, kemungkinan maka kasusnya di atas 500 ribu. Tapi menurut saya, estimasi itu masih over estimate atau kelebihan," ujarnya saat diskusi online penanganan corona melalui grup WhatsApp, Jumat (17/4/2020). 

Baca Juga: Vaksin Corona Segera Bisa Digunakan Tahun Ini, Bulan...

Menurut Miko, seharusnya angka pasien positif bergantung pada kemampuan deteksinya. Miko menyebut, kemampuan deteksi kasus di Indonesia masih rendah, sehingga masih belum bisa mendeteksi semua kasus. 

"Dari perkiraan saya dari angka kematian di Jakarta, angka kematian PDP 1.000, maka di Indonesia sekarang kasusnya seharusnya menjadi 20 ribu. Jadi, bukan 5 ribuan atau 6 ribuan. Kalaupun itu salah, paling buruk adalah 7.000, maka kasus di Indonesia sekarang harusnya menyentuh 14 atau 15 ribu," lanjut dia.

Namun, karena laboratorium di Indonesia masih sedikit, ada kemungkinan kasus-kasus lainnya di masyarakat tidak terdeteksi, baik itu di Jakarta sebagai episentrum, maupun provinsi lain, seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali. 

"Itu provinsi-provinsi yang kecenderungannya tinggi kasusnya di Indonesia karena ada airport internasional dan juga mobilitas ke Jakarta, sejak adanya kasus pertama kali masih tinggi di Indonesia," kata dia. 

Jadi, menurut Miko, jika kemampuan laboratorium atau deteksi kasus di Indonesia ditingkatkan, seharusnya kasus ini meningkat pesat di enam provinsi tersebut. Dan dalam waktu dekat, kasus akan meningkat pesat menjadi 10 atau 12 ribu. 

Baca Juga: Karena Hal-hal Ini, Pakar Kesehatan Makin Pesimis Covid-19 Bisa Lenyap dari RI

"Saya pikir dengan kemampuan deteksi yang rendah, saya perkirakan angka sampai April ini akan meningkat, kemudian puncaknya akan terjadi pada Juni akhir atau Juli awal, baru akan menurun pada Juli. Jadi, kurvanya menurun pada Juli dan hilang pada Agustus. Perkiraan saya dengan ditingkatkan 19 lab menjadi 76 lab," tutur Miko.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: